Jumat, 04 Oktober 2013

Cinta Segitiga

CINTA SEGITIGA



Sekitar pukul 05:00 pagi Luna bangun tidur, ia langsung bergegas menuju ke kamar mandi untuk berwudlu dan melaksanakan sholat subuh. Setelah selesai sholat Luna menyempatkan diri untuk belajar walaupun sebentar, ia juga selalu membantu orang tuanya untuk mengerjakan tugas rumah sehari-hari. Sebelum  mandi Luna juga menyempatkan diri untuk menyapu lantai sambil menunggu ibunya yang sedang menyiapkan sarapan. Luna memang anak yang rajin. Sinar matahari mulai menampakan diri ke bumi, Luna segara menuju ke kamar mandi untuk  bersiap-siap berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah Luna selalu berpamitan kepada kedua orang tuanya. Saat keluar dari rumah Luna berkata dalam hati,”Sungguh pagi yang indah seperti suasana hatiku yang aku rasakan pagi ini”. Tidak biasanya Luna bersikap seperti ini, sejak bangun tidur ia ingin cepat-cepat berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah Luna langsung menuju ke tempat parkir untuk menempatkan sepeda motornya, lalu ia segera menuju ke ruang kelas. “Teng-teng-teng”t, bel tanda masuk berbunyi itu tandanya jam pelajaran akan segera di mulai. Luna selalu duduk di depan karna ia mempunyai alasan tersendiri agar bisa mengikuti pelajaran dengan serius. Jam pelajaran telah berlalu tak terasa bel  istirahatpun berbunyi,”Teng-teng-teng”. Luna dan teman-temanya segera menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Dalam perjalanan menuju ke kantin Luna dan teman-temanya ngobrol.
Laras : Lun, kamu mau ikut organisasi di sekolah kita nggak ?(tanya teman Luna)
Luna : Inginnya sih gitu, tapi aku masih bingung di bolehin atau tidak sama orang  tuaku kalau aku ikut organisasi di sekolah.
Laras : Oh, gitu. Emm kalau begitu nanti sepulang sekolah kamu omongin dengan baik kepada orang tua kamu, kalau kamu mau ikut organisasi di sekolah.
Luna : Oke Laras, nanti aku minta izin sama orang tuaku.
Tak lama kemudian Luna dan teman-temannya kembali ke ruang kelas, karena bel masuk setelah istirahat berbunyi. Jam pelajaranpun akan segera di mulai lagi. Waktu menunjukkan pukul 01:30, berarti bel pulang sekolah berbunyi. Setelah pulang sekolah Luna sholat dhuhur dan makan siang bersama ibunya. Di waktu makan siang Luna  ngobrol sama ibunya untuk meminta izin mengikuti organisasi di sekolahnya,
Luna : Bu, Luna mau ngomong serius nih sama ibu ..
Ibu : (Dengan raut wajah kebingungan ibunya menjawab pertanyaan Luna yang biasanya seperti itu)
Iya Luna, mau ngomongin apa tho nak kok serius amat ?(Sambil merangkul pundak Luna).
Luna : Gini loh bu... Luna mau minta izin sama ibu untuk mengikuti organisasi di sekolah, boleh nggak bu ? Tapi kalau ibu nggak mengizinkan Luna ikut organisasi, nggak apa-apa kok bu.
Ibu : Oh, mau ikut organisasi di sekolah tho, kiran ibu kamu mau ngomong apa wong nggak biasanya kamu mau ngomong serius sama ibu nak.(Sambil tersenyum dengan Luna)
Luna : Yah... Ibu kok malah senyum-senyum gitu sih, nggak jawab pertanyaan Luna. Jawab dong bu,(Luna memeluk ibunya)
Ibu : Kalau kamu mau ikut organisasi, iya udah ibu izinkan. Tapi ingat ya nak, jangan sampai waktu belajar kamu berkurang karena kecapean  mengikuti organisasi di sekolah.
Luna : Iya ibuku tersayang,(sambil memeluk ibunya).
Makasih ya bu, sudah mengizinkan Luna ikut organisasi.
Ibu : Iya sayangnya ibu, (kening Luna di cium ibunya, karena ibunya sangat menyayanginya).
Dengan berjalannya waktu Luna mengikuti organisasi OSIS dengan lancar, ditengah-tengah perjalanan organisasi yang Luna ikuti ada kakak kelas yang berwajah tampan di suruh sama pembina OSIS untuk mencatat nomor telepon calon anggota OSIS yang baru. Ternyata diam-diam kakak kelas itu mencatat nomor handphone Luna.
Di malam harinya ada nomor baru yang sms Luna, Lunapun membalas sms itu. Karena Luna tidak mau di anggap sombong.
Alan : Assalamualaikum Luna,
Luna : Wa’alaikumsalam, ini siapa iya ?
Alan : Ini aku Alan kakak kelas kamu Lun, yang tadi di sekolah mencatat nomor kamu dan anggota OSIS yang baru. Kamu tau kan Lun ?
Luna : Oh, kak Alan tho... Ada apa kak ?
Alan : Emm nggak ada apa-apa kok Lun, Cuma pingin sms’an sama kamu aja. Kamu lagi ngapain Lun ?
Luna : Luna lagi nonton TV kak,
Alan : Oh, maaf iya aku udah ganggu kamu .
Luna : Nggak apa-apa kok kak Luna nggak merasa di ganggu.
Alan : Hehe.. kirain Lun. Iya udah kamu lanjutin aja nonton TV nya, aku mau pergi kesekolah dulu.
Luna : Iya kak.
(Luna kebingungan karena udah malam, tapi kenapa kak Alan mau pergi kesekolah. Emangnya di sekolah ada apa iya ?).
Dinginnya angin malam mengantar Luna tidur. Dalam tidurnya Luna bermimpi kalau ada seorang cowok yang menyatakan cinta pada Luna, tapi di mimpi itu cowok tersebut wajahnya tidak jelas karena di selimuti oleh kabut dan cahaya. Luna terbangun dari tidurnya dan berkata dalam hati,” Apa maksud dari mimpiku ini ?”.
Satu bulan kemudian Luna di ajak temannya untuk menjenguk teman-temannya yang ikut LDK. Di sana Luna bertemu dengan kak Alan, ia tersenyum mlihat kak Alan. Tiba-tiba kak Alan menarik tangan Luna dan menuju ke belakang tenda. Dan di situlah Luna merasa deg-degan karena kak Alan menatap mata Luna dengan tajam, Luna hanya terdiam melihat tatapan mata kak Alan. Dalam hatinya berkata,” Apa arti dari semua ini, apa ada hubungannya dengan mimpiku yang dulu.”
Kak Alan langsung bertanya pada Luna tanpa malu-malu sambil memegang tangan Luna,
Alan : Lun, kamu mau nggak jadi ceweknya kakak ? Maaf iya Lun aku udah ceroboh bilang cinta sama kamu.
Luna : (Kaget dan tak menyangka kalau kak Alan menyukainnya).
Emm gimana iya kak, Luna takut.
Alan : Takut kalau nanti aku menyakitimu ? Aku nggak akan menyakitimu karna aku sayang sama kamu dari awal kita bertemu. Kamu nggak usah takut Lun, aku akan berusaha untuk membuat kamu bahagia.
Hati Luna makin tersanjung mendengar kata yang di ucapkan oleh Alan, Luna hanya bisa menjawab dengan senyuman karena bagi Luna ini terlalu cepat.
Alan : iya udah kalau kamu belum bisa menjawabnya, aku kasih kamu waktu tiga hari untuk memikirkan semuanya.
Luna : Insya allah kalau Luna udah punya jawabannya Luna akan segera bilang sama kakak.
Alan : Makasih Lun, jangan lupa iya di pikirkan dulu sebelum kamu menjawabnya.
Luna : iya kak, Luna akan pikirkan ini semua dengan matang.
Hari sudah mulai petang, Luna dan teman-temannya berpamitan untuk segera pulang ke rumah. Luna masih memikirkan soal yang tadi kak Alan ungkapkan ke Luna.
Tiga hari sudah berlalu tapi Luna masih bingung mau menjawab apa, ketika di sekolah Luna bertemu dengan kak Alan, ia merasa malu saat kak Alan meminta jawaban padanya. Luna di ajak kak Alan menuju ke ruang musik dan kak Alan mempersembahkan lagu untuk Luna, kak Alan bernyanyi dari hati tentang perasaannya pada Luna. Lagi-lagi Luna hanya tersenyum dan tersipu malu, kak Alan mengulangi kata-kata yang di ungkapkan dulu ketika di LDK tentang perasaannya.
Alan : Bagaimana Lun, apakah kamu udah mempunyai jawabannya ??
Luna : Emm... iya kak Luna mau(dengan raut wajah malu).
Alan : Apa Lun, kurang keras bilangnya...
Luna : Iya kak, Luna mau jadi ceweknya kakak tapi ingat iya kak. Kakak harus tepatin janji kakak yang dulu kakak ungkapkan pada Luna. Luna sayang sama kakak karena sikap kakak yang bijaksana.
Alan : Iya my pretty girl...
Lima bulan sudah Luna menjalin hubungan sama kak Alan tanpa ada suatu masalah yang membelugu mereka berdua, hubungan mereka semakin romantis. Teman-teman Luna sampai ngiri liat Luna sama kak Alan.
Kemesraan Luna sama kak Alan tidak berlangsung lama. Karena kak Alan menyakiti Luna, hal yang Luna takutkan akhirnya terjadi. Luna hanya bisa menangis, melihat semua ini terjadi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan.
Kini Luna menjalani hari-hari tanpa semangat lagi seperti dulu. Luna sudah tidak terlalu memikirkan kak Alan, sekit demi sedikit Luna udah bisa menghilangkan rasa sakit hatinya itu. Setelah Luna kelas tiga ia bertemu dengan Fauzan, teman semasa kecilnya. Luna dan Fauzan sangat akrab, sampai teman-teman sekelasnya mereka berdua mengkira kalau mereke berdua ada hubungan. Padahal mereka berdua hanya berteman tidak lebih dari itu. Ketika Luna sudah bisa melupakan kak Alan, walau hatinya belum bisa menerima hal ini tapi Luna terlihat sabar dan kuat.
Dengan berjalannya waktu kak Alan tiba-tiba sms Luna. Dan meminta maaf kepada Luna karena sudah menyakiti hati Luna, ia memaafkan kak Alan. Hubungan Luna dan kak Alan berjalan baik, karena Luna udah menganggap kak Alan sebagai kakaknya sendiri karena itu ia mau memaffkan kak Alan.
Hari berganti hari kak Alan sms Luna setiap saat, saat itu Luna curhat sama kak Alan. Ia merasa tenang saat menceritakan semua masalahnya sama kak Alan. Karena kak Alan selalu memberikan saran yang baik dan membankitkan semangat Luna. Saat itu kak Alan bertanya pada Luna tentang siapa yang saat ini dekat dengan Luna. Luna menjawabnya dengan senyuman.
Bulan agustus kemarin ada acara di alun-alun pekalongan, Luna di ajak Fauzan pergi ke acara itu bersama teman-teman Fauzan. Luna juga kebetulan mau pergi ke acara itu bersama teman-temannya juga. Mereka pergi ke acara itu bersama. Tiba-tiba di jalan kak Alan sms Luna, nanyain kabar Luna.
Alan : Apa kabar Lun ?
Luna : Baik kak, lha kabar kakak gimana ?
Alan : Baik juga Lun, kamu lagi ngapain ?
Luna : Luna lagi di jalan kak, mau pergi ke pekalongan sama teman-teman.
Alan : Lha mau ngapain ke pekalongan ?
Luna : Malam ini di pekalongan ada acara kak,
Alan : Oh, gitu. Lha kamu naik motor sendiri apa nebeng sama teman kamu ?
Luna : Kebetulan di boncengin sama Fauzan tapi pakai motor Luna.
Alan : Oh iya udah... Kirain naik motor sendiri,
Luna : Nggaklah kak...
(Kak Alan tak membalas sms Luna lagi, ia jadi merasa kesepian)
Sesampinya di alun-alun pekalongan Fauzan ngobrol sama Luna,
Fauzan : Bagaimana Lun hubungan kamu sama kak Alan ?
Luna : (Luna malu-malu kucing). Emm baik-baik saja kok zan, emangnya kenapa ?
Fauzan : Nggak apa-apa kok Lun, cuma nanya doang. Hehe...
Luna :  Kirain ada apa-apa zan, hehe
Di sela-sela obrolan Luna sama Fauzan handphone Luna berbunyi, ternyata  itu sms dari kak Alan. Yang tiba-tiba menyuruh aku untuk menjalin hubungan sama Fauzan. Luna berkata dalam hati,” Memang kak Alan tak pernah mengerti tentang perasaanku ini, karena dia malah menyuruhku jadian sama Fauzan. Padahal aku masih sayang banget sama kak Alan, tapi kenpa kak Alan bicara seperti itu. Apa yang sebenarnya kak Alan inginkan dengan semua ini, aku tak bisa mencintai orang lain karena aku hanya mencintai kak Alan).
Luna kecewa sama kak Alan yang tak pernah mengerti betapa berharganya kak Alan di mata Luna. Akhirnya Luna tetap berdiri teguh dengan perasaannya, karena ia sangat mencintai kak Alan. Rasa sayang dan cintanya kepada kak Alan tak kan pernah tergantikan oleh siapa pun... 
Selesai

Karya Ellok Faiqoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar