CINTA SEGITIGA
Sekitar
pukul 05:00 pagi Luna bangun tidur, ia langsung bergegas menuju ke kamar mandi
untuk berwudlu dan melaksanakan sholat subuh. Setelah selesai sholat Luna
menyempatkan diri untuk belajar walaupun sebentar, ia juga selalu membantu
orang tuanya untuk mengerjakan tugas rumah sehari-hari. Sebelum mandi Luna juga menyempatkan diri untuk
menyapu lantai sambil menunggu ibunya yang sedang menyiapkan sarapan. Luna
memang anak yang rajin. Sinar matahari mulai menampakan diri ke bumi, Luna
segara menuju ke kamar mandi untuk
bersiap-siap berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah Luna
selalu berpamitan kepada kedua orang tuanya. Saat keluar dari rumah Luna
berkata dalam hati,”Sungguh pagi yang indah seperti
suasana hatiku yang aku rasakan pagi ini”. Tidak biasanya Luna bersikap seperti
ini, sejak bangun tidur ia ingin cepat-cepat berangkat ke sekolah. Sesampainya
di sekolah Luna langsung menuju ke tempat parkir untuk menempatkan sepeda
motornya, lalu ia segera menuju ke ruang kelas. “Teng-teng-teng”t, bel tanda
masuk berbunyi itu tandanya jam pelajaran akan segera di mulai. Luna selalu
duduk di depan karna ia mempunyai alasan tersendiri agar bisa mengikuti
pelajaran dengan serius. Jam pelajaran telah berlalu tak terasa bel istirahatpun berbunyi,”Teng-teng-teng”. Luna
dan teman-temanya segera menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang
keroncongan. Dalam perjalanan menuju ke kantin Luna dan teman-temanya ngobrol.
Laras : Lun,
kamu mau ikut organisasi di sekolah kita nggak ?(tanya teman Luna)
Luna :
Inginnya sih gitu, tapi aku masih bingung di bolehin atau tidak sama orang tuaku kalau aku ikut organisasi di sekolah.
Laras : Oh,
gitu. Emm kalau begitu nanti sepulang sekolah kamu omongin dengan baik kepada
orang tua kamu, kalau kamu mau ikut organisasi di sekolah.
Luna : Oke
Laras, nanti aku minta izin sama orang tuaku.
Tak lama
kemudian Luna dan teman-temannya kembali ke ruang kelas, karena bel masuk
setelah istirahat berbunyi. Jam pelajaranpun akan segera di mulai lagi. Waktu
menunjukkan pukul 01:30, berarti bel pulang sekolah berbunyi. Setelah pulang
sekolah Luna sholat dhuhur dan makan siang bersama ibunya. Di waktu makan siang Luna
ngobrol sama ibunya untuk meminta izin mengikuti organisasi di
sekolahnya,
Luna : Bu,
Luna mau ngomong serius nih sama ibu ..
Ibu : (Dengan
raut wajah kebingungan ibunya menjawab pertanyaan Luna yang biasanya seperti
itu)
Iya Luna, mau
ngomongin apa tho nak kok serius amat ?(Sambil merangkul pundak Luna).
Luna : Gini
loh bu... Luna mau minta izin sama ibu untuk mengikuti organisasi di sekolah,
boleh nggak bu ? Tapi kalau ibu nggak mengizinkan Luna ikut organisasi, nggak
apa-apa kok bu.
Ibu : Oh, mau
ikut organisasi di sekolah tho, kiran ibu kamu mau ngomong apa wong nggak
biasanya kamu mau ngomong serius sama ibu nak.(Sambil tersenyum dengan Luna)
Luna : Yah...
Ibu kok malah senyum-senyum gitu sih, nggak jawab pertanyaan Luna. Jawab dong
bu,(Luna memeluk ibunya)
Ibu : Kalau
kamu mau ikut organisasi, iya udah ibu izinkan. Tapi ingat ya nak, jangan
sampai waktu belajar kamu berkurang karena kecapean mengikuti organisasi di sekolah.
Luna : Iya
ibuku tersayang,(sambil memeluk ibunya).
Makasih ya
bu, sudah mengizinkan Luna ikut organisasi.
Ibu : Iya
sayangnya ibu, (kening Luna di cium ibunya, karena ibunya sangat menyayanginya).
Dengan
berjalannya waktu Luna mengikuti organisasi OSIS dengan lancar, ditengah-tengah
perjalanan organisasi yang Luna ikuti ada kakak kelas yang berwajah tampan di
suruh sama pembina OSIS untuk mencatat nomor telepon calon anggota OSIS yang
baru. Ternyata diam-diam kakak kelas itu mencatat nomor handphone Luna.
Di malam
harinya ada nomor baru yang sms Luna, Lunapun membalas sms itu. Karena Luna
tidak mau di anggap sombong.
Alan :
Assalamualaikum Luna,
Luna :
Wa’alaikumsalam, ini siapa iya ?
Alan : Ini aku
Alan kakak kelas kamu Lun, yang tadi di sekolah mencatat nomor kamu dan anggota
OSIS yang baru. Kamu tau kan Lun ?
Luna : Oh,
kak Alan tho... Ada apa kak ?
Alan : Emm
nggak ada apa-apa kok Lun, Cuma pingin sms’an sama kamu aja. Kamu lagi ngapain
Lun ?
Luna : Luna
lagi nonton TV kak,
Alan : Oh,
maaf iya aku udah ganggu kamu .
Luna : Nggak
apa-apa kok kak Luna nggak merasa di ganggu.
Alan : Hehe..
kirain Lun. Iya udah kamu lanjutin aja nonton TV nya, aku mau pergi kesekolah
dulu.
Luna : Iya
kak.
(Luna kebingungan
karena udah malam, tapi kenapa kak Alan mau pergi kesekolah. Emangnya di
sekolah ada apa iya ?).
Dinginnya
angin malam mengantar Luna tidur. Dalam tidurnya Luna bermimpi kalau ada
seorang cowok yang menyatakan cinta pada Luna, tapi di mimpi itu cowok tersebut
wajahnya tidak jelas karena di selimuti oleh kabut dan cahaya. Luna terbangun
dari tidurnya dan berkata dalam hati,” Apa maksud dari mimpiku ini ?”.
Satu bulan
kemudian Luna di ajak temannya untuk menjenguk teman-temannya yang ikut LDK. Di
sana Luna bertemu dengan kak Alan, ia tersenyum mlihat kak Alan. Tiba-tiba kak
Alan menarik tangan Luna dan menuju ke belakang tenda. Dan di situlah Luna
merasa deg-degan karena kak Alan menatap mata Luna dengan tajam, Luna hanya
terdiam melihat tatapan mata kak Alan. Dalam hatinya berkata,” Apa arti dari
semua ini, apa ada hubungannya dengan mimpiku yang dulu.”
Kak Alan
langsung bertanya pada Luna tanpa malu-malu sambil memegang tangan Luna,
Alan : Lun,
kamu mau nggak jadi ceweknya kakak ? Maaf iya Lun aku udah ceroboh bilang cinta
sama kamu.
Luna : (Kaget
dan tak menyangka kalau kak Alan menyukainnya).
Emm gimana
iya kak, Luna takut.
Alan : Takut
kalau nanti aku menyakitimu ? Aku nggak akan menyakitimu karna aku sayang sama
kamu dari awal kita bertemu. Kamu nggak usah takut Lun, aku akan berusaha untuk
membuat kamu bahagia.
Hati Luna
makin tersanjung mendengar kata yang di ucapkan oleh Alan, Luna hanya bisa
menjawab dengan senyuman karena bagi Luna ini terlalu cepat.
Alan : iya
udah kalau kamu belum bisa menjawabnya, aku kasih kamu waktu tiga hari untuk
memikirkan semuanya.
Luna : Insya
allah kalau Luna udah punya jawabannya Luna akan segera bilang sama kakak.
Alan :
Makasih Lun, jangan lupa iya di pikirkan dulu sebelum kamu menjawabnya.
Luna : iya
kak, Luna akan pikirkan ini semua dengan matang.
Hari sudah
mulai petang, Luna dan teman-temannya berpamitan untuk segera pulang ke rumah.
Luna masih memikirkan soal yang tadi kak Alan ungkapkan ke Luna.
Tiga hari
sudah berlalu tapi Luna masih bingung mau menjawab apa, ketika di sekolah Luna
bertemu dengan kak Alan, ia merasa malu saat kak Alan meminta jawaban padanya.
Luna di ajak kak Alan menuju ke ruang musik dan kak Alan mempersembahkan lagu
untuk Luna, kak Alan bernyanyi dari hati tentang perasaannya pada Luna.
Lagi-lagi Luna hanya tersenyum dan tersipu malu, kak Alan mengulangi kata-kata
yang di ungkapkan dulu ketika di LDK tentang perasaannya.
Alan :
Bagaimana Lun, apakah kamu udah mempunyai jawabannya ??
Luna : Emm...
iya kak Luna mau(dengan raut wajah malu).
Alan : Apa
Lun, kurang keras bilangnya...
Luna : Iya
kak, Luna mau jadi ceweknya kakak tapi ingat iya kak. Kakak harus tepatin janji
kakak yang dulu kakak ungkapkan pada Luna. Luna sayang sama kakak karena sikap
kakak yang bijaksana.
Alan : Iya my
pretty girl...
Lima bulan
sudah Luna menjalin hubungan sama kak Alan tanpa ada suatu masalah yang
membelugu mereka berdua, hubungan mereka semakin romantis. Teman-teman Luna
sampai ngiri liat Luna sama kak Alan.
Kemesraan
Luna sama kak Alan tidak berlangsung lama. Karena kak Alan menyakiti Luna, hal
yang Luna takutkan akhirnya terjadi. Luna hanya bisa menangis, melihat semua
ini terjadi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidak lagi menjalin
hubungan.
Kini Luna
menjalani hari-hari tanpa semangat lagi seperti dulu. Luna sudah tidak terlalu
memikirkan kak Alan, sekit demi sedikit Luna udah bisa menghilangkan rasa sakit
hatinya itu. Setelah Luna kelas tiga ia bertemu dengan Fauzan, teman semasa
kecilnya. Luna dan Fauzan sangat akrab, sampai teman-teman sekelasnya mereka
berdua mengkira kalau mereke berdua ada hubungan. Padahal mereka berdua hanya
berteman tidak lebih dari itu. Ketika Luna sudah bisa melupakan kak Alan, walau
hatinya belum bisa menerima hal ini tapi Luna terlihat sabar dan kuat.
Dengan
berjalannya waktu kak Alan tiba-tiba sms Luna. Dan meminta maaf kepada Luna
karena sudah menyakiti hati Luna, ia memaafkan kak Alan. Hubungan Luna dan kak
Alan berjalan baik, karena Luna udah menganggap kak Alan sebagai kakaknya
sendiri karena itu ia mau memaffkan kak Alan.
Hari
berganti hari kak Alan sms Luna setiap saat, saat itu Luna curhat sama kak
Alan. Ia merasa tenang saat menceritakan semua masalahnya sama kak Alan. Karena
kak Alan selalu memberikan saran yang baik dan membankitkan semangat Luna. Saat
itu kak Alan bertanya pada Luna tentang siapa yang saat ini dekat dengan Luna.
Luna menjawabnya dengan senyuman.
Bulan
agustus kemarin ada acara di alun-alun pekalongan, Luna di ajak Fauzan pergi ke
acara itu bersama teman-teman Fauzan. Luna juga kebetulan mau pergi ke acara
itu bersama teman-temannya juga. Mereka pergi ke acara itu bersama. Tiba-tiba
di jalan kak Alan sms Luna, nanyain kabar Luna.
Alan : Apa
kabar Lun ?
Luna : Baik
kak, lha kabar kakak gimana
?
Alan : Baik
juga Lun, kamu lagi ngapain ?
Luna : Luna
lagi di jalan kak, mau pergi ke pekalongan sama teman-teman.
Alan : Lha
mau ngapain ke pekalongan ?
Luna : Malam
ini di pekalongan ada acara kak,
Alan : Oh,
gitu. Lha kamu naik motor sendiri apa nebeng sama teman kamu ?
Luna :
Kebetulan di boncengin sama Fauzan tapi pakai motor Luna.
Alan : Oh iya
udah... Kirain naik motor sendiri,
Luna :
Nggaklah kak...
(Kak Alan tak
membalas sms Luna lagi, ia jadi merasa kesepian)
Sesampinya
di alun-alun pekalongan Fauzan ngobrol sama Luna,
Fauzan :
Bagaimana Lun hubungan kamu sama kak Alan ?
Luna : (Luna
malu-malu kucing). Emm baik-baik saja kok zan, emangnya kenapa ?
Fauzan :
Nggak apa-apa kok Lun, cuma nanya doang. Hehe...
Luna : Kirain ada apa-apa zan, hehe
Di sela-sela
obrolan Luna sama Fauzan handphone Luna berbunyi, ternyata itu sms dari kak Alan. Yang tiba-tiba
menyuruh aku untuk menjalin hubungan sama Fauzan. Luna berkata dalam hati,”
Memang kak Alan tak pernah mengerti tentang perasaanku ini, karena dia malah
menyuruhku jadian sama Fauzan. Padahal aku masih sayang banget sama kak Alan,
tapi kenpa kak Alan bicara seperti itu. Apa yang sebenarnya kak Alan inginkan
dengan semua ini, aku tak bisa mencintai orang lain karena aku hanya mencintai
kak Alan).
Luna kecewa
sama kak Alan yang tak pernah mengerti betapa berharganya kak Alan di mata
Luna. Akhirnya Luna tetap berdiri teguh dengan perasaannya, karena ia sangat
mencintai kak Alan. Rasa sayang dan cintanya kepada kak Alan tak kan pernah
tergantikan oleh siapa pun...
Selesai
Karya Ellok Faiqoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar