Rabu, 09 Oktober 2013

Air mata Cinta



AIR MATA CINTA
Saat ini edo duduk dibangku perkuliahan salah satu perguruan tinggi yang tersohor di Jakarta. Di universitas itu edo mengambil fakultas managemen. Itu adalah keinginan kedua orang tua edo yang beralasan mereka ingin edo mendapatkan pekerjaan yang mandiri dan bisa memetik hasilnya ketika tua nanti. Edo fikir itu hal yang wajar dan Edo percaya bahwa pilihan orang tua edo pasti terbaik untukya. Edo adalah anak sulung dari dua bversaudara, Edo dilahirkan dari keluarga sederhana, menapaki pahitnya kehidupan sendiri karena kedua orang tua Edo sibu mencari nafkah, sedangkang adiknya sibuk dengan dunianya sendiri. Karena kesibukan itu, keluarga Edo kurang berkomunikasi dan memahami satu sama lain.
Hari pertama Edo mengikuti kegiatan ospek, disitulah semua calon mahasiswa berkumpul dilapangan untuk mengikuti kegiatan ospek. Ditengah keramaian dan teriknya matahari yang menyengat, siditulah Edo melihat sosok gadis yang membuatnya terpesona. Bel istirahat berbunyi, para calon mahasiswa berhamburan meninggalkan lapangan. Edo segera menuju kantin untuk membeli minuman, ketika Edo berjalan untuk kembali kekelas, Edo tidak sengaja menabrak seorang gadis dan menumpahkan semua minuman di tangan Edo ke baju gadis itu. Edo terkejut karena gadis yang ditabraknya adalak cewek yang di taksir.
“Aduh . . . kalo jalan lihat – lihat dong, punya mata gak sih!” ucap gadis itu dengan nada tinggi.
“Eh, maaf ya. Aku tidak sengaja, soalnya aku lgi buru – buru” sahut Edo.
“Buru-buru si buru-buru, tapi nggak sampai nabrak aku segala kali, lihat nih baju aku jadi basah” ucap gadis itu.
“Sekali lagi maaf ya” jawab Edo.
Tampa berkata lagi, kemudian gadis itupu pergi dan menghampiri teman-temanhya di taman.
“kenapa sel, kayaknya bĂȘte banget?” Tanya Fela.
“Iya, iya kenapa sel. Terus kanapa baju kamu basah?” sambung teri.
“Emang, aku lagi sebel sama seorang cowok, masa tiba – tiba nabrak aku. Pake numpahin minumannya kebaju aku segala lagi” Jawab Sely dengan kesal.
“Hah, cowok yang mana sel? Rian Ya. . . “ Ucap Teri
“Rian, bukanlah. Aku juga gak kenal itu cowo siapa!” Seru Sely
“Em. . . awas Sel benci bisa jadi cinta loh. . .!!!” Sambung Fela sambil meledek Sely
“Apaan sih kamu Fel. Udah ah. . . gak usah bahas masalah cowok itu lagi, bikin sebel aja” kata sely sambil cembrut.
“Iya deh..” Jawab Fela dan Teri bersamaan.
Sementara itu Edo masih penasaran dengan gadis yang ditabrak tiadi dan melamun mengingat kejadian diakantin. Tiba – tiba saja, Hafis teman satu kelas Edo menepuk pundak Edo dari belakang.
“Woy… nglamun aja, ada apa sih Do?” Tanya Haifs sambil tertawa sedikit meledek Edo.
Edo pun menjawab”Fis… tadi aku di kantin ketemu cewek, aku menabraknya dan menumpahkan semua minumanku kebajunya”
“Hah… serius kamu?” Tanya Hafis.
“ Iya aku seriuslah, dan parahnya cewek yang aku tabrak tadi cewek yang aku taksir lagi” jawab Edo Cemas.
“Kayaknya kamu suka banget sama cewek itu, aku jadi penasaran kaya apa sih cewek yang samapi bikin kamu nyesel banget?” Ucap Hafis dengan penasaran.
Tet…….. bel masukpun berbunyi, para calon mahasiswa baru segera masuk kelas masing – masing untuk mendengarkan hal-hal yang akan disampaikan kakak kelas mereka. Edo pun terkejut melihat gadis yang ditaksirnya masuk kekelasnya, ternyata Sely juga mengambil fakultas menegemen.
“Kamu….??” Ucap Edo dan Sely bersamaan.
“Ngapain kamu disini?” Tanya Edo
Sely pun menjawab”seharusnya aku yang bertanya, kamu ngapain disini?”
“Aku? Aku memang masuk kedalam kelas ini” dahut Edo
“Apa..!? jadi kita satu kelas?” ucap Sely terkejut dan tidak percaya.

Tiba-tiba dosenpun datang ke kelas mereka untuk menyampaikan hal-hal penting untuk para calon mahasiswa baru. Sely yang sedang berdiri segera duduk kebangkunya untuk mendengarkan dosen berbicara. Sementara itu Hafis teman Edo yang penasaran karena Edo ngobrol dengan Sely Hafis bertanya pada Edo.
“Kamu kenal sama Sely?” Tanya hafis heran.
“Sely? Siapa sely aku tidak mengenalnya” jawab Edo dengan bingung.
“Iya Sely, gadis yang ngobrol sama kamu tadi” ucap hafis
“oh.. jadi  gadis itu namanya sely, kamu tau gak fis.. Sely itu cewek yang aku certain ke kamu!” ucap Edo sambil tersenyum.
“Apa. . . Serius kamu? Saran aku mending kamu jauhi Sely deh” kata Hafis serambai menasehati Edo.
“memangnya kenapa?” Tanya Edo penasaran
“Apa kamu gak tau, Sely itu ceweknya Rian anak dari pemilik kampus ini” jawab Hafis.
Bel pulang berbunyi, semua anak  berhamburan keluar segera pulang kerumah masing – masin. Edo berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motor bersama temannya Hafis dan segera keluar dari kampus untuk pulang. Malampun datang, ditengah – tengah sunyinya malam Edo teringat dengan Sely, bayangan wajahnya selalu hadir. Dalam hati Edo berkata “ walaupun Sely galak, tapi dia sangat manis,” Edo tidak bisa melupakan Sely, dan Edopun berjanji akan mendapatkan dan membuat Sely jatuh hati  denganya walaupun Edo harus berurusan dengan Rian dan kawan-kawannya yang sombong itu.
Pagipun tiba, seperti biasa Edo harus bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Edo mengeluarkan sepeda motor dan segera berangkat. Saat ditengah – tengah jalan, sepertinya Sely sedang menunggu angkutan umum, karena tidak ada angkutan yang lewat dan hari semakin siang akhirnya Edo memutuskan untuk menghampiri Sely dan mengajaknya berangkat bersama. Edo fikir ini kesempatan buat Edo agar bisa berangkat bareng dengan Sely.
“Sel. . . ngapain disini?” Tanya Edo sambil mematikan sepeda motornya.
“Lagi nunggu angkotlah, emang kamu nggak liat apa?” jawab Sely sinis.
“Owh. . . nggak gitu Sel maksud aku. Hari udah siang mending kita berangkat bareng aja, lagian juga angkutan dari tadi gak lewat – lewat” ucap Edo sambil berharap Sely mau menerima ajakannya.
Sely pun berfikir dan menjawab ajakan Edo “Oke deh”. Kita berangkat bareng, tapi inget ya, aku mau berangkat bareng sama kamu bukan berarti aku maafin dan lupain kejadian di kantin itu”. Ucap Sely dengan gengsi.
“Oh iya. Eh, sebelumnya kenalin namaku Edo” ucap Edo sambil mengulurkan tangannya.
“Aku Sely” jawab Sely dengan menjabat tangan Edo.
“Iya, aku udah tau kok.” Ucap Edo sambil tersenyum.
Semenjak Edo dan Sely berangkat bersama mereka jadi lebih akrab dan semakin dekat, perlahan Sely juga udah mulai nglupain masalah di kantin dulu. Mengetahui keakraban Edo dan Sely, Rian pun marah. Pada saat bel pulang berbunyi Rian dan kawan – kawannya menghadang Edo ditempat parkir, Rian mengancam Edo agar tidak mendekati Sely dan segera menjauhinya, jika Edo tidak segera menjauhi Sely makan Edo akan menyesal. Tiba – tiba saja Sely datang menghampiri Rian dan Edo lalu bertanya.
“Ada apa ini?”
“Eh, sayang gak ada apa – apa kok” jawab Rian sambil mengajak kawan – kawannya pergi.
“Ada apa sih Do, tadi Rian ngomong apa sama kamu?” Tanya Sely dengan penasaran.
“Gak ada apa – apa kok Sel, biasalah urusan anak cowok” jawab Edo sambil tersenyum.
Kemudian Edo dan Sely segera pulang kerumah masing – masing, Edo melamun dan berencana akan mengungkapkan perasaannya pada Sely besok. Edopun mengambil kertaas dan segera menulis surat buat Sely. Keesokan harinya Edo sengaja berangkat lebih awal untuk meletakan surat cinta di bangku Sely, Sely yang baru berangkat dan tiba di kelas tekerjut karena ada sebuah surat dibangkunya dan segera mengambil surat itu lalu membacanya.
Dear Sely
Sel, . . . sebelumnya aku minta maaf karena sudah lancing ngirim surat buat kamu. Tapi jujur Sel aku udah berusaha menahan dan ngelupain kamu dari ingatan ku, tapi aku gak bisa dan itu malah membuat aku menderita. Aku sayang Sel sama kamu, aku suka sama saat pertama kali lihat kamu di kegiatan Ospek dulu. Kau seperti bintang yang selalu menerangi gelapnya malamku, kau adalah cahaya dan juga penyemangat hidupku. Kamu maukah Sel jadi Cewekku?
Aku tunggu kamu di taman beserta jawabanmu !
Edo

Setelah membaca surat itu, Sely segera berlari mencari Edo ditaman.
“Edo” teriak Sely
“Sely” jawab Edo dengan lembut.
“Aku udah baca surat kamu”ucap Sely
“Kamu udahg baca surat aku? Terus gimana?” Tanya Edo dengan gugup
“Sebenernya. . . sebenarnya aku juga suka sama kamu Do, dan aku mau jadi pacar kamu” jawab Sely malu.
“Jadi kita jadian nih?” Tanya Edo dengan gembira dan tidak percaya.

Sely menganggukan kepalanya tersenyum pada Edo. Tanpa mereka sadari, salah satu dari teman Rian mendengar percakapan antara Edo dan Sely, lalu diapun segera menemui Rian dan menceritakan semuanya. Rian langsung marah dan berteriak “Sialan, jadi dia beranu menentang ancaman ku”. Rian dan teman – temanya segera menyusun rencana untuk menghabisi Edo.
Pada saat pulang sekolah Rian dan kawan – kawannya menghadang Edo di tengah jalan, kemudian tanpa basa – basi Rian dan kawan – kawannya langsung memukuli Edo hingga babak belur. Hafis teman Edo melihat kejadian itu dan langsung memberi tahu Sely, Sely dan teman – temanya langsung bergegas menuju tempat dimana Edo dipukuli. Dan setelah sampai disana Sely yang melihat Edo hampir mati dipukuli, berlumuran darah dan tidak berdaya, langsung berteriak “Hentikan…!!!!” sambil menangis dan memeluk Edo.
Rianpun berkata “Sayang, kamu ngapain sih belain dia. Dia itu pantes dapetin ini semua karena dia udah ngrebut kamu dari aku!”
“Apa kamu bilang, merebut?” Ucap Sely dengan nada tinggi
“Kamu itu sadar, apa kamu selalu ada buat aku? Saat aku sedih, saat aku susah, apa kamu membantuku. Edolah yang selalu ada buataku, Edo selalu ada setiap aku butuhkan, sedangkan kamu, kamu itu selalu sibuk dengan urusanmu dan teman – temanya.” Sambung Sely menangis. “ Edo bertahanlah, kamu harus hidup. Kamu bilang bahwa kamu sayang denganku, kamu akan selalu menjagaku, aku sayang sama kamu Do, dan aku gak mau kehilangan kamu” ucap Sely menangis terisak – isak.
Edo yang terluka parah langsung di bawa ke IGD. Sementara Rian dan kawan-kawannya harus berurusan dengan polisi akibat dari perbuatannya kepada Edo. Setelah beberapa jam Edo kemudian sadar, dan orang pertama yang Edo lihat saat siuman adalah Sely.
“Sely” Panggil Edo dengan lirih.
“Edo, kamu sudah sadar?” ucap sely dengan gembira.
Sely pun segera mengambil dokter untuk memeriksa Edo “Dokter Edo sudah  siuman, tolong periksa Edo dokter!”
Dokterpun berkata setelah selesai memeriksa Edo “Edo baru saja siuman, tolongan diajak bicara banyak”.
“Sely, aku tidak meninggalkan kamu karena aku akan menjagamu sampai tua nanti” Kata Edo.
Sely pun tersenyum dan bahagia mendengar ucapan Edo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar