Senin, 27 April 2015

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKR



KLIPING
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKRI

Disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir semester 2.
 Tahun pelajaran 2014 / 2015
 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
kelas VII A



Pemerintah KABUPATEN PEKALONGAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “ Peristiwa Sekitar Proklamasi dan terbentuknya NKRI ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Penulis

MOTTO
·         CARA TERBAIK UNTUK KELUAR DARI SUATU PERSOALAN ADALAH MEMECAHKANNYA
·         HANYA KEBODOHAN MEREMEHKAN PENDIDIKAN
·         PUNGGUNG PISAUPUN BILA DIASAH AKAN MENJADI TAJAM

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
MOTTO ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii
PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 1
PENUTUP ……………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 8
PEMBAHASAN

A.    Kekalahan Jepang Atas Sekutu

Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan kekalahan, banyak wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pangkalan militer Jepang di Okinawa dan Iwojima telah bobol dan diduduki Sekutu, kemudian Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi PPKI, diketuai oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hattawakilnya. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodingrat diundang Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk menyampaikan berita kemerdekaan bangsa Indonesia pada 7 September 1945. Namun, pada 6 dan 9 Agustus 1945, armada Sekutu menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki sehingga Jepang mempercepat pemberian kemerdekaan kepada Indonesia menjadi 24 Agustus 1945. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki menurunkan moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

B.     Perbedaan Sikap Antara Golongan Tua Dan Muda

Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun Jepang merahasiakannya. Berita tersebut kemudian diketahui oleh Sutan Syahrir melalui radio BBC. Syahrir kemudian beranggapan inilah saatnya memerdekakan Indonesia.
Pada 14 Agustus 1945, Soekarno-Hatta tiba di Jakarta. Syahrir mendesak agar Soekarno-Hattasecepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tetapi Soekarno-Hatta tidak menyetujui usulan Syahrir.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan muda dibawah pimpinan Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi di Jl. Pegangsaan Timur no. 13, Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia). Hasilnya menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada bangsa lain. Golongan muda diwakili oleh Wikana dan Darwis untuk menyatakan pendapat mereka.


Golongan muda menuntut agar proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 tetapi Soekarono-Hatta menolak dengan alasan sebagai berikut:
·         Soekarno-Hatta belum mendapat pernyataan resmi tantang kakalahan Jepang.
·         Pasukan Jepang masih bersenjata dan mempunyai tugas untuk mejaga status quo, keamanan dan ketertiban sebelum Sekutu datang;
·         Soekarno-Hatta akan membicarakan kemerdekaan Indonesia di rapat PPKI pada 16 Agustus 1945.
Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan agar golongan muda mencari orang lain untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

C.    Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat.
Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16 Agustus 1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, orang yang membawa Soekarno-Hatta adalah Shodanco Singgih, seorang daidan PETA di Jakarta. Alasan pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan geografis dan militer. Pertama, Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Kedua, di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA bersenjata yang cukup besar. Ketiga, penguasa dan rakyat di Rengasdengklok umumnya anti-Jepang dan pro-kemerdekaan. Keempat, Rengasdengklok dapat terawasi dari segala penjuru dan mendapat dukungan dari pejuang sekitar, misalnya daidan Purwakarta sedia mengawasi gerakan Jepang dari timur, pasukan PETA di Kedung Gede telah bersiap di sebelah selatan.



Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco Subeno dan membicarakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu datang Ahmad Subardjo bersama sekretaris pribadinya Sudiro pukul 17.30 WIB. Ahmad Subardjo memberitahukan kebenaran Jepang menyerah kepada Sekutu. Mendengar itu Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

D.    Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta pukul 23.00WIB, Soekarno-Hatta langsung mengundang seluruh anggota PPKI untuk rapat di Hotel Des Indes. Namun,
Hotel Des Indes menolak karena mempunyai aturan tidak melakukan kegiatan apapun setelah pukul 21.00 WIB. Rapat pun dipindahkan ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol no. 1 atau Miyokodori (Nassau Boulevard).
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran. Pertama, pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri yang tertuang dalam kalimat pertama. Gagasan ini dari Ahmad Soebardjo. Kedua, pernyataan pengalihan kekuasaan (Transfer of Soveireignty). Gagasan ini dari Moh. Hatta. Soekarno menyuruh Sayuti Melik mengeti ulng naskah proklamasi dengan beberapa perubahan seperti, kata ”tempoh” menjadi ”tempo”, kata ”wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa Indonesia”. Perubahan terakhir pada penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-08-05” menjadi ”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Pada rapat ini golongan tua diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo sedangkan golongan muda diwakili oleh Sukarni, B. M Diah dan Sudiro.



E.     Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon alat pengeras suara. Adapun Sudiro memerintahkan S. Suhud menyiapkan satu tiang bendera. Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief Hendraningratdan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, tokoh-tokoh pergerakan nasional telah berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, seperti dr. Buntara Martoatmojo, Mr. A. A. Maramis, Mr. Latuharhary, Abikusno Tjorosujoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratu Langie, K. H. MasMansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi dan A. G. Pringgodigdo.
Tepat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut.

Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S. Suhud mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh rakyat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta, Suwiryo.



F.     Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, sperti pamflet, radio dan surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Pada 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa menerbitkan berita proklamasi secara serempak. Adapun melalui radio oleh kantor berita Antara (Domei). Kepala bagian radio, Waidan. B. Palenewen menerima teks proklamasi dari Syahruddin.
Waidan memerintahkan F. Wuz supaya menyiarkan berita proklamasi tiga kali yang diulang setiap setengah jam sampai pukul 16.00 WIB. Akibatnya kantor berita Domei ditutup Jepang pada 20 Agustus 1945.
G.    Makna Proklamasi
Menurut kalimat-kalimat yang terdapat di dalam teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu pernyataan kemerdekaan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada dunia luar, bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari penjajahan. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.
Proklamasi yang berbunyi: “Kami banga Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka proklamasi kemerdekaan itu mengandung beberapa aspek:
·         Dari sudut Ilmu Hukum, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah menghapuskan tata hukum kolonial untuk pada saat itu juga digantikan dengan tata hukum nasional (Indonesia).
·         Dari sudut politik-ideologis, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari segala belenggu penjajahan dan sekaligus membangun perumahan baru, yaitu perumahan Negara Proklamasi Republik Indonesia yang bebas, merdeka dan berdaulat penuh.
·         Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.


·         Proklamasi sebagai dasar untuk meruntuhkan segala hal yang mendukung kolonialisme, imperialisme dan selain itu proklamasi adalah dasar untuk membangun segala hal yang berhubungan langsung dengan kemerdekaan nasional.
4
 
·         Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga dapat dipandang sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah mengorbankan harta benda, darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad lamanya untuk membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah.
·         Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan untuk kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia. Agar kita bahagia, antara lain harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi berbagai bidang misalnya bidang ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang sastra kebudayaan, pendidikan dan lain-lain. Dengan berhasil diproklamirkannya kemerdekaan, maka bangsa dan negara Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de fakto maupun secara de yure.




PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan kekalahan, banyak wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki menurunkan moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan muda dibawah pimpinan Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada bangsa lain. Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan agar golongan muda mencari orang lain untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat.
Perumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran.  Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, sperti pamflet, radio dan surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.
B.     Saran
Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini (patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini. Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan menjadi sebuah retorika yang tak bermakna. 

DAFTAR PUSTAKA

·         Maryato, Hendi. 2011. Makalah Sejarah Proklamasi Indonesia Hingga Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), [Online]. Tersedia: http://hendicom.blogspot.com.

·         Admin. 2012. Makalah Sejarah Proklamasi, [Online]. Tersedia: http://makalahcyber.blogspot.com
·         Ashari, Abdul Rokim. 2013. Peristiwa Sekitar Proklamasi Sampai Terbentuknya NKRI, [Online]. Tersedia: https://jagoips.wordpress.com.

·         Admin. 2009. Bagaimana Kita Menghargai Jasa Pahlawan, [Online]. Tersedia: https://pramukaxp2.wordpress.com.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar