Sabtu, 18 Oktober 2014

Resensi Buku Bubidaya Kakap Putih



RESENSI BUKU
BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH









PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP 1 KESESI
Sekolah Standar Nasional

Jl.Raya Timur Kesesi Kabupaten Pekalongan Telp. (0285) 4483122


IDENTITAS BUKU

Judul Buku                  : Budidaya Ikan Kakap Putih
Nama Pengarang         : Mayunar, Abdul Samad Genisa
Tahun Terbit                : 2008
Nama Penerbit                        : PT. Grasindo
Kora Terbit                  : Jakarta
Ketebalan Buku          : xii + 52 Lembar
Cover                          : Biru tua, Biru muda, Putih


POKOK  - POKOK ISI BUKU
1.      Ringkasan
Bab I Karakteristik Biologi
A.  Morfologi dan taksonomi
Ikan kakap putih berbentuk pipih dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar pada stadia juvenil warnanya gelap dan menjadi terang setelah memasuki tahap gelondongan. Bagian punggunya berwarna coklat dan bagian perut perak. Mata merah cemerlang dan mulut lebar sedikit serong
B.  Biokologi dan Penyebaran
Pada masa pertumbuhan ikan kapap hidup diperairan tawar. Selanjutnya, pada masa perkembang biakan gonad dan pemijahan bermigrasi ke muara sungai. Ikan kakap putih dijumpai diperairan pantai, tambak air payau, dan muara sungai yang penyebarannya merata hampir seluruh peraian indonesia.
C.  Reproduksi
Ikan kakap putih dapat mengalami perubahan kelamin dari jantan ke betina disebut “Protondry Hermaphrodite”. Namun demikian, tidak semua induk betina berasal dari induk jantan, tetapi dari awal tetap betina.
D.  Siklus Hidup dan Makanan
Siklus hidup ikan kakap putih dimulai dari telur, kemudian menetas menjadi larva, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi junevil, gelondongan, ikan mudan dan dewasa. Saat masih larva jenis makanannya adalah zooplankton seperti rotifera, acartla, nauplii, artemla, dll.


Bab II USAHA PEMBENIHAN
Usaha kakap putih dapat berhasil dengan baik apabila mempertimbangkan beberapa aspek yang meliputi pemilihan lokasi, rancang bangun, dan tata letak.
A.    Pemilihan Lokasi
Lokasi pembenihan sebaiknya dipilih dekat petani yang menyediakan sumber air tawar.
B.  Saran dan Prasarana
1.      Pemeliharaan induk dan pemijahan
Wadah yang digunakan terbuat dari beton dengan kapasitas 30 – 50 M3 denan tinggi 2.0-2.5 m
2.      Pemeliharaan larva benih
Wadah yang digunakan terbuat dari beton berukuran 8x1, 5x1,0 m atau fuberglass 2,0x1, 5x1,0 m. Ruangan sebaiknya terbuka dan diberi atap.
3.      Budidaya Fitoplankton
Kultur masal fitoplankton dilakukan pada ruang terbuka yang terus menerus mendapat cahaya matahari dari pagi – sore
4.      Budidaya Zooplankton
Ruangannya harus terpisah agak jauh dari lokasi fitoplankton
5.      Pompa dan blower
Pompa berfungsi untuk mengambil air, sedangkan blower sebagai sumber udara / oksigen.
C.  Pengambilan air laut.
Budidaya makanan alami, dan keperluan lainnya diambil melali pemompaan. Agar air laut selalu dalam  keadaan bersih dan mencukupi kebutuhan, maka diperlukan bak penampungan, bak sedimentasi, dan filter.
D.  Operasional pembenihan
1)      Pemeliharaan induk
Induk – induk diseleksi menurut ukuran ( 2-4 kg) dan jenis kelaminnya. Pilihlah induk yang sehat. Sedangkan makanan yang diberikan adalah ikan rucah.
2)      Pemijahan
Pemijahan pada kakap putih dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu : pemijahan alami, pemijahan hormonal, dan pemijahan buatan.
3)      Pemeliharaan larva / benih
Telur kakap putih yang sudah dibuahi bentuknya bundar, permukaannya licin, transparan bagian dalam sedikir berongga dengan diameter 0.69 – 0.80 mm. Pakan alami berupa rotifora mulai diberikan pada hari ke 2 (3-5 ind/ml), dan setelah umur 7-20 hari ( 10-20 ind/ml ).
4)      Pakan alami
Pakan alami meliputi fitoplankton, zooplankton, dan benthos. Ketiga jenis makanan ini berfungsi sebagai sumber karbonhidrat, protein, lemak dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan larva / benih.

Bab III Usaha Budidaya
A.    Pemiliharaan lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat dan benar harus mempertimbangkan faktor lingkungan, resiko dan hidrografi perairan. Peraian tempat keramba jaring apung sebaiknya bertopografi landai, kedalaman 6 -10 m, memiliki dasari pasir berlumur, airnya jernih serta terhindar dari pencemaran dan pelumpuran.
B.  Rancang bangun
1)      Kerangka rakit
Kerangka rakit merupakan rangkaian beberapa tiang yang diiket satu sama lain, sedangkan bentuknya cukup bervariasi sepeti bujur sangkar, persegi panjangm segi enamm dan silindris.
2)      Pelampung
Bahan yang dapat digunakan sebagai pelampung adalah drum plastik, drum besi, styerofoam, dan fiberglas. Julam pelampung yang digunakan harus memperhitungkan dayang apung pelampung dan berat beban yang harus ditanggung.
3)      Jangkar
Untuk 1 unit rakit paling sedikit 4 buah jangkar, namun bila terdiri dari beberapa unit rakit, jumlah jangkat yang dibutuhkan bukan kelipatan empat tetpi dapat diatur sedemikian rupa.
4)      Kurung – kurung
Kurung – kurung merupakan wadah atau tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari polyetylene, polypropylene, polgester.
C.  Teknik budidaya
1)      Seleksi benih dan penebaran
Benih kakap putih untuk budidaya diperloeh dari panti beni yang biasanya dijual pada umur 30 – 40hari. Pada penerbaran harus disesuaikan dengan umur atau ukuran benih.
2)      Pemberian pakan
Kakap putih tergolong ikan karnovora, sehingga pakan yang diberikan selama pemeliharaan hampir seluruhnya berupa ikan rucah atau pakan buatan dengan kadar protein tinggi.
3)      Pertumbuhan dan produktivitas
Pertumbuhan kakap putih sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas pakan yang diberikan, padat penebaran, dan kondisi lingkungan.

Bab IV Penyakit dan Penanggulangannya
A.    Penyakit Parasiter
·         Protozoa
Penyakit ini timbur akibat kondisi lingkungan yang menurun kurangnya oksigen terlarut, suhu rendah, dan pada penebaran yang tinggi, gejala umum pada ikan yang terserang penyakit protozoa adalah kurang mafsu makan, warna tubuh tidak normal, produksi lendir berlebihan, pendarahan, mata membengkak dan kehilangan keseimbangan pada waktu berenang.
·         Cacing
Jenis cacing yang menyerang ikan kakap putih termasuk dalam kelompok monogenetik hematoda, digenetik trematoda, dan nematoda.
·         Krustase
Jenis krustase yang bersifat parasit pada ikan kakap putih adalah golongan copepoda dan isopoda
·         Bakteri
Jenis bakteri yang ditemu dan menyebabkan penyakit pada ikan kakap putih adalah Aeromonas hydrophila.
·         Jamur dan Virus
Jenis jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan laut adalah saprognia sp dan ichtosparidium sp. Sedangkan jenis virus adalah lymphocystic.
B.  Penyakit Non Parasiter
Penyakit non – parasiter pada kakap putih dapat disebabkan oleh pakan yang kurang baik, faktor keturunan, pada penebaran yang tinggi, dan perubahan lingkungan.
C.  Penangggulangan
Penanggunalangan penyakit secara utuh tidak bisa dipastikan dari aspek budidaya, untuk dapat menanggulangi penyakit pada ikan kakap putih diperlukan 3 tahapan yaitu diagnosis, pencegahan dan pengobatan yaitu jenis dan sifat komoditi yang diobati, jenis penyakit, obat yang akan digunakan, dan kualitas air media.

Bab V Kelayakan Usaha
Secara ekonomis, Pembenihan dan budidaya kakap putih merupakan salah satu usaha yang memberikan keuntungan bagi petani dan pengusaha. Tingkat keuntungan sangat dipengaruhi oleh jenis dan skala usaha, kelangsungan hidup, dan harga jual. Ada beberapa analisis usaha  kegiatan pembenihan, peredaran dan pembesaran kakap putih adalah sebagai berikut :
1)      Pembenihan lengkap
2)   Pembenihan skala rumah tangga
3)   Pendederan di tambak dengan sistem hapa
4)   Pembesaran dikeramba jaring apung.

PENILAIAN BUKU
1.      Kelebihan buku
-          Isi
Buku ini baik, karena isinya lengkap. Mulai dari cara siklus hidup dan makanan, usaha pembenihan, usaha budidaya, penyakit dan penanggulangannya, sampai dengan kelayakan usaha.
-          Bahasa
Bahasa yang digunakan musah dipahami, dan dimengerti oleh pembaca, karena setiap ada kata – kata asing selalu disertai dengan arti dan keterangannya.
-          Ilustrasi
Ilustrasinya jelas karena disertai dengan keterangan – keterangan yang mudah dipahami dan gambarnya brwarna.

2.      Kekurangan
Kekurangan dari buku ini adalah tidak terdapat indeks


SARAN – SARAN
a.       Saran untuk Penulisa
Jangan pernah berhenti untuk menulis karya yang bermanfaat, karena dengan menulis karya yang bermanfaat pembaca bisa mnegetahui lebih banyak ilmu. Setelah daftar pusaka lebih baik di beri indeks agar lebih mudah untuk menemukan kata yang sulit didalam buku.

b.      Saran untuk Penulis
Jangan pernah berhenti dan bosan dengan membaca karena dengan membaca kita dapat mengetahui dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sering – seringlah berkunjung keperpustakaan adalag gudangnya ilmu pengetahuan. Jadikan buku sebagai makanan pokok bagi kita.


PENDAPAT PRIBADI

Tria Santi
Menurut saya, buku ini sangat bermanfaat bagi kita. Selain isinya lengkap, buku ini juga mengandung banyak pengetahuan tentang ikan kakap putih dan tata cara pembudidayaan secara tepat dan mudah. Bagi orang yang ingin suskses budidaya ikan kakap putih dapat mempelajari buku ini, karena semua teknik dan cara – cara pembudidayaan ikan kakap putih sudah tercantum di buku ini.


2.      KESIMPULAN
Ikan kakap putih merupakan salah satu ikan sangat digemari oleh masyarakat indonesia dan beberapa negara asia lainya termasuk australia. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan ini berkembang cukup pesat. Hal itu mengingat kandungan nutrisi tang besar dalam daging kakap. Oleh karena itu juga strategi pemeliharaan ikan kakap perlu diperhatikan khusus agar dapat meningkat dan tepat guna. Semoga buku ini dapat membantu para pembaca untuk lebih mengenal ikan kakap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar