Bikin Undang-undang
Steve dari luar negeri berkunjung ke rumah saudaranya yang bernama
Asep. Pada suatu pagi yang sepi, Steve diajak jalan-jalan naik mobil oleh Asep.
Di perempatan jalan, lampu merah menyala, namun Asep tetap melaju. Steve
kemudian menegurnya.
Steve: Tadi itu lampu merah, kenapa tidak berhenti?
Asep: Tenang saja, di negara ini aku bisa bikin undang-undang kok.
Steve: Maksudmu gimana? Bukannya Undang-undang itu bikinan DPR?
Asep: (Menghentikan mobilnya di tepi jalan.)
Steve: Kenapa berhenti?
Asep: Mau jawab pertanyaanmu.
Steve: Apa coba?
Asep: (Mengambil dompet di saku celananya dan menunjukkannya
kepada Dodi) Ini jawabannya!
Steve: Oh begitu.
Hukuman bagi Pencuri Sandal
Suatu hari di pengadilan seorang yang diduga mencuri sandal protes
karena hukumannya terlalu berat.
Terdakwa: Pak, saya keberatan. Saya kan cuma mencuri sandal, masa
sampai dihukum lima tahun.
Hakim: Itu sudah sesuai Undang-undang.
Terdakwa: Lalu kenapa orang yang korupsi milyaran cuma dihukum
beberapa tahun saja, bahkan ada yang bebas berkeliaran.
Hakim: Itu beda.
Terdakwa: Beda gimana, lha wong malah itu lebih parah. Kalau saya
mencuri sepasang sandal, saya cuma merugikan satu orang saja. Nah, kalau para
koruptor, mereka mencuri uang rakyat.
Hakim: Nah, maka dari itu hukumannya ringan.
Terdakwa: Saya tidak paham maksud Pak Hakim.
Hakim: Begini, kalau sandal misal harganya Rp 10.000, maka orang
yang kamu curi sandalnya berarti rugi Rp 10.000. Kalau koruptor korupsi uang Rp
10 milyar, dan jumlah penduduk di negeri ini 200 juta, berarti masing-masing
orang cuma rugi Rp 50. Coba kamu bandingkan lebih banyak mana?
Pelajaran Bahasa Inggris
Ada
tiga sahabat, mereka adalah Si Amang, Chalo, dan Ingu-san. Setiap minggu mereka
mendapat 3 pertemuan pelajaran Bahasa
Inggris di kelasnya. Guru mereka adalah Mrs. Sleepe. Hari itu adalah pertemuan
kedua mereka mendapat pelajarannya. “Okay, now let’s discuss about Procedure
Text. Procedure Text consist of……#@!,” jelas Mrs. Sleepe, “Oh, I want to
introduce myself and my family. He is my son, he is my husband…@#!. ” Mrs. Sleepe menceritakan tentang keluarganya
hampir sepanjang pelajaran berlangsung, bahkan materi yang disampaikannya
sempat diulang-ulang. Si Amang, Chalo, dan Ingu-san benar-benar suntuk mendengarkan
penjelasan gurunya itu. “ Pertemuan yang
akan datang kalian harus menyiapkan Procedure Text buatan kalian sendiri, tema
bebas, isinya tentang sesuatu yang sangat diperlukan di kelas kalian saat ini,” perintahnya.
Keesokan harinya. “Si Amang, tolong beritahu judul procedure
text mu,” ujar Mrs Sleepe. “How to Teach the Students Well,” jawab Si Amang
dengan lantang. “Good, how about you,
Chalo?” Dengan keras pula ia menjawab,
“Sama Bu.” “How about Ingu-san?”
“Me too,” jawabnya
MIRIP POLITIKUS
Suatu hari, tiga orang siswa
tengah duduk di depan kelas sambil menikmati jam istirahat. Mereka adalah Liyu,
Kiya, dan Yuto. Karena merasa bosan, Kiya berfikir untuk melakukan sebuah
lelucon. Kiya berkata, “Hoy–hoy! Aku punya lelucon loh!”. Liyu dan Yotu menatap
Kiya dengan berkedip dua kali. “Lelucon apa?” tanya Liyu. “Kalian tahu nggak
kalau sekolah kita itu punya orang-orang yang mirip dengan politikus?” tanya
Kiya. Liyu dan Yuto menggeleng. “Haha! Baiklah, akan aku beritahu. Politikus
yang pertama adalah Pak SBY! Ayo tebak siapa yang mirip dengan Presiden kita?”
tanya Kiya. Liyu dan Yuto serempak berkata, “Siapa?”. “Pak Kepsek! Haha.. lihat
wajahnya, bulet-bulet! Hihi “ jawab Kiya sembari tertawa sendiri. Liyu dan Yuto
hanya terkekeh. “Nah, sekarang tebak! Kalian tahu kakak hantu bersepatu biru?”
tanya Kiya. Liyu dan Yuto sontak mengangguk. “Dia itu mirip politikus terkenal,
hobi dan kegiatannya mirip!” kata Kiya penuh ekspresi. “Hah? Benarkah? Memang
kegiatan apa yang mirip?” tanya Yuto diangguki Liyu. “Twitteran!” jawab Kiya,
“Tweet mereka juga sejenis lho!” jawab Kiya. “Hah? Memangnya siapa sih?” tanya
Liyu dan Yuto bersamaan. Kiya tampak terkekeh. “Tahukan idolanya Al anaknya
Ahmad Dhani? Itu loh, Farhat Abas? Haha miripkan mereka?! Hahaha” Jawab Kiya
kemudian terbahak sendiri. Liyu dan Yuto hanya mengehela nafasnya kemudian
pergi meninggalkan Kiya yang masih terbahak. Akhirnya lelucon pun gagal. (15 Januari 2014)
sesuai pengalaman
jombang drift gue. gue semakin terpaxu untuk nge drift menggunakan sepedah.
dengan teman-teman smp gue, gue nge drift bareng mereka. tapi, setelah jaman
smp akan berkhir, mereka malah memakai sepedah motor sehingga hanya gue yang
memakai sepedah. gue jadi bahan tertawaan.
gue di bilang anak cemen lah, anak mamilah, atau apalah.tapi, gue emang ga mau pakai sepedah motor. karena gue termasuk anak yang taat aturan negara. bahawa anak di bawah 17 tahun ga boleh naik sepedah motor. itupun karena orang tua gue yang melarang.makanya mendingan gue naik sepedah pancal
selesai ujian nasional. gue beranikan diri untuk belajar sepedah motor. itung2 untuk merubah nasib gue. oh ya, wkt di artikel jombang drift gue salah ketik harusnya, kita tidak boleh ceroboh dan bertindak vulgar di jalanan. maaf,gue juga manusia
setelah 1 bulan, gue akhirnya menguasai motor. dan, gue pun pindah ke kota malang untuk mengubah nasib gue. Dan di malang ini gue bertekad untuk menciptakan anekdot2 yang lebih lucu dan menyindir yang merasakan, nikmati blog gue ya. dan semoga di Malang terjadi MALANG DRIFT. Terima Kasih
gue di bilang anak cemen lah, anak mamilah, atau apalah.tapi, gue emang ga mau pakai sepedah motor. karena gue termasuk anak yang taat aturan negara. bahawa anak di bawah 17 tahun ga boleh naik sepedah motor. itupun karena orang tua gue yang melarang.makanya mendingan gue naik sepedah pancal
selesai ujian nasional. gue beranikan diri untuk belajar sepedah motor. itung2 untuk merubah nasib gue. oh ya, wkt di artikel jombang drift gue salah ketik harusnya, kita tidak boleh ceroboh dan bertindak vulgar di jalanan. maaf,gue juga manusia
setelah 1 bulan, gue akhirnya menguasai motor. dan, gue pun pindah ke kota malang untuk mengubah nasib gue. Dan di malang ini gue bertekad untuk menciptakan anekdot2 yang lebih lucu dan menyindir yang merasakan, nikmati blog gue ya. dan semoga di Malang terjadi MALANG DRIFT. Terima Kasih
Suatu ketika, ada
seorang anak bernama einstein. Dia banyak di ledek karena namanya seperti
Albert Einstein. Teman-temanya pikir, dia tak sepintar Albert Einstein. Namun,
yang terjadi justru sebaliknya
Guru : “Anak-anak,
ayo keluarkan tugas yang kemarin diberikan. Sudah di kerjakan kan??”
Murid :
“Sudaah......!!!!”
Guru : “Baiklah. Saya
periksa ya”
Murid-murid terdiam.
Betapa terkejutnya guru tersebut ketika melihat pekerjaan semua murid
yang mengumpulkan. Namun, hanya tugas Einsteinlah yang mendekati sempurna.
Hingga pada akhirnya........
Guru : “Saya sangat
kecewa dengan pekerjaan kalian! Harusnya kalian menjabarkan. Kenapa rata-rata
jawabnya hanya 1 kalimat????”
Murid :
“..................”
Guru : “Einstein,
selamat! Hanya tugas kamu yang mendekati sempurna”
Einstein : “Iya bu.
Terima kasih”
Guru : “Menurut kamu
Einstein, bagaimana dengan teman-temanmu ini???”
Einstein : “Saya rasa
mereka terkena tanda-tanda pemalas bu”
Guru : “Loh,kok
bisa?????”
Einstein : “Iya
bu.Tanda-tanda pemalas kan biasanya suka mempersingkat apa yang harus
dikerjakan,suka menunda-nunda,acuh tak acuh,mementingkan kepentingan pribadi,di
kelas suka bermain ponsel (karena boleh membawa ponsel) ,suka berhubungan
dengan pacarnya, suka lirik-lirikan dengan lawan jenis,banyaklah bu”
Guru : “Loh,jadi
kalau saya main ponsel untuk berkomunikasi dengan suami saya,saya seorang
pemalas???”
Einstein :
“Iya.betul sekali....Sudah jelas di depan pintu atau di mading tertulis
“matikan ponsel saat kegiatan belajar mengajar””
Guru :
“&(!@&^%(*%$#%^!!!!!!!!.....”
Memang tidak ada
manusia yang sempurna. Banyak yang menomor satukan kepentingan pribadi daripada
kepentingan orang lain yang membutuhkan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar