MAKALAH
SEJARAH AGAMA HINDU DI INDONESIA
BAB
III
PEMBAHASAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa Agama
Hindu tidak terlepas dari peradaban zaman India Kuno pada waktu itu. Peradaban
yang dilatarbelakangi oleh adat istiadat dn kepercayaan-kepercayaan, sungguh
menjadi khazanah wawasan keagamaan tersendiri bagi agama Hindu dan
pemeluknya.
Agama Hindu merupakan salah satu
contoh agama yang kami angkat tema pada kali ini merupakan hasil dari sejarah.
Dari pada itu sejarah merupakan hal yang mendasari segala aspek kehidupan. Pada
kali ini kami ingin memaparkan secara sederhana tentang asal-usul Agama Hindu.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Asal-usul Agama Hindu dan
Pembawanya
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta:
Sanātana Dharma सनातन धर्म
"Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran")
adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan
lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa
Indo-Iran (Arya).
Agama ini diperkirakan muncul antara
tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih
bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia
setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar
jiwa. Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta).
Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut
wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya
anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal
ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad:
Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata
Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di
wilayah
sungai Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika
beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman munculnya
agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih mengenal
sebagai ajaran Weda.
Agama
Hindu sebagaimana nama yang dikenal sekarang ini, pada awalnya tidak disebut
demikian, bahkan dahulu ia tidak memerlukan nama, karena pada waktu itu ia
merupakan agama satu-satunya yg ada di muka bumi. Sanatana Dharma adalah nama
sebelum nama Hindu diberikan. Sanatana dharma yang memiliki makna
"kebenaran yg kekal abadi" dan jauh belakangan setelah ada agama-agama
lainnya barulah ia diberi nama untuk membedakan antara satu dengan yang
lainnya. Sanatana dharma pada zaman dahulu kala dianut oleh masyarakat di
sekitar lembah sungai shindu, penganut Weda ini disebut oleh orang-orang Persia
sebagai orang indu (tanpa kedengaran bunyi s), selanjutnya lama-kelamaan nama
indu ini menjadi Hindu. Sehingga sampai sekarang penganut sanatana dharma
disebut Hindu.
Agama
hindu adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada kitab suci yang disebut
Weda. Weda diyakini sebagai pengetahuan yang tanpa awal tanpa akhir dan juga
dipercayai keluar dari nafas Tuhan bersamaan dengan terciptanya dunia ini.
Karena sifat ajarannya yng kekal abadi tanpa awal tanpa akhir maka ia disebut
sanatana dharma. Apabila membahas tentang Agama Hindu, kita harus mengetahui
sejarah tempat munculnya agama tersebut. India adalah sebuah Negara yang penuh
dengan rahasia dan cerita dongeng, masyarakatnya berbangsa-bangsa dan
berkasta-kasta, malah ada masyarakat dalam masyarakat, serta sungguh banyak ditemui
agama-agama. Bahasa dan warna kulit pun bermacam-macam.
Pembicaraan
mengenai India berarti adalah pembicaraan yang bercabang-cabang. Dipandang dari
sudut ethnologi, India adalah tanah yang beraneka penduduknya, dan akibatnya
orang dapat melihat kebudayaan yang beraneka pula. Semuanya ini tercermin dalam
agamanya. Oleh karena itu barangsiapa mulai mempelajari agama Hindu ia akan
segera merasa terlibat dalam sejumlah ajaran-ajaran, sehingga hampir tidak
dapat menemukan jalan untuk mengadakan penyelidikan. Sepanjang orang dapat
menyelidikinya, maka sejarah kebudayaan India mulai pada zaman perkembangan
kebudayaan-kebudayaan yang besar di Mesopotamia dan Mesir. Antara 3000 dan 2000
tahun sebelum Masehi, rupa-rupanya di lembah sungai Sindhu (Indus) tinggallah
bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah
sungai Efrat dan Tigris. Berbagai cap daripada gading dan tembikar yang ada
tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang, menceritakan kepada kita
bahwa di dalam zaman itu di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk
Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan yang sudah meningkat pada
perkembangan yang tinggi. Sisa-sisa kebudayaan tersebut terutama terdapat di
dekat kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disitu
diketemukan sisa-sisa sebuah kota, Mohenjodaro namanya, di mana ternyata orang
telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan bertangga.
Penduduk
India pada zaman itu terkenal sebagai bangsa Drawida. Mula-mula mereka tinggal
tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan hanya tinggal di sebelah
selatan dan memrintah negerinya sendiri, karena mereka di sebelah utara hidup
sebagai orang taklukkan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu.
Mereka adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan
kecil dan berambut keriting. Nama India diambil dari sungai Indus. Perkataan
Ind dan Hindu keduanya berarti bumi yang terletak di belakang Sungai Indus, dan
penduduknya dinamakan orang-orang India atau orang-orang Hindu.
Mengenai
penamaan Negara India, Gustav Le Bon berkata: “Orang-orang Barat berpendapat
bahwa nama Sungai Indus telah dipinjamkan kepada negara yang mengandung
berbagai rahasia yang terletak di sebelah belakangnya. Alasan ini tidak diterimanya
bulat-bulat sebab nama India itu harus diambil dari nama Tuhan Indra.”
Peradaban India telah berlangsung lama. Negara india telah menghasilkan
beberapa Filosof agung sebelum Socrates dilahirkan. Di Negara India ini sudah
tersebar tanda-tanda ilmu pengetahuan dan bangunan-bangunan yang megah pada
suatu masa dahulu ketika Kepulauan Inggris masih dalam keadaan terbelakang.
India adalah negara yang penuh dengan keajaiban dan pertentangan, hingga boleh
dianggap sebagai sebuah Negara yang mengandung negara-negara. India adalah
salah satu pusat peradaban kuno di dunia.
Dalam
hal ini, India menandingi Mesir, Cina, Assyria, dan Bailonia. Tetapi, peradaban
India yang mendahului zaman Arya hanya baru dapat diketahui dan ditemukan
dengan pengungkapan-pengungkapan baru dalam tingkatan kemajuan yang pernah
dicapai oleh India dalam bidang arsitektur, pertanian, dan kemasyarakatan sejak
masa 300 tahun SM, yaitu 1500 tahun sebelum kedatangan bangsa Arya. Antara 2000
dan 1000 tahun SM masuklah ke India dari sebelah utara kaum Arya, yang
memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran dan yang memasuki India melalui
jurang-jurang di pegunungan Hindu-Kush. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa
Jerman, Yunani dan Romawi dan bangsa-bangsa lainnya di Eropa dan Asia. Mereka
tergolong dalam apa yang kita sebut rumpun-bangsa Indo-German. Hinduisme dapat
disamakan dengan rimba raja yang penuh dengan pohon-pohonan, tanam-tanaman,
tumbuh-tumbuhan dan kembang-kembangan, pendeknya suatu serba ragam yang sulit
sekali. Karena Hinduisme memperlihatkan berbagai bentuk dan bermacam-macam
gejala-gejala agama. Suatu penyampuradukkan dari pada tokoh-tokoh dewa,
bentuk-bentuk kultur, sel-sel agama dan mazhab-mazhab agama berdasarkan
filsafat.
Suatu
perbedaan yang rumit antara pernyataan-pernyataan mistik yang sangat murni dan
luhur atau pernyataan cinta yang mesra terhadap dewata pemurah yang tunggal dan
bentuk-bentuk keagamaan dimana nafsu-nafsu manusia yang rendah dengan sejarah
kasar menampakkan dirinya. Gambaran yang diberikan Hinduisme dalam
keseluruhannya memang beraneka warna dan mengacaukan. Pesan pertama yang kita
dapat ialah bahwa dalam Hinduisme boleh dikatakan terhimpun seluruh sejarah
agama dengan segala ragam dan bentuk kesalahannya. Tetapi hal ini justru
menambah kesulitan untuk mencoba apa yang mau dilakukan dalam karangan ini,
yaitu menggambarkan Hinduisme secara ringkas. Kendati demikian kita harus
mencoba membentuk pengertian tentang wujud Hinduisme. Biarpun kita tak dapat
berbuat lebih dari pada hanya memberikan sesuatu gambaran dalam garis-garis
besar dengan harapan semoga gambaran ini menyerupainya. Hinduisme ialah agama
dari pada jutaan penduduk India.
Tidaklah
mudah untuk menentukan dengan kata-kata singkat, apa sebenarnya Hinduisme itu.
Oleh karena itu, Hinduisme hamper sama sekali tak mempunyai bentuk dan terlalu
merupakan suatu himpunan unsure-uunsur yang tak sama. Tetapi terutama sekali
oleh karena terhadap Hinduisme tak dapat dipakai rumusan-rumusan yang biasa
dipakai untuk merumuskan apakah agam itu.
Pertama-tama
Hinduisme tak ada pendirinya sehingga kita tak dapat menyimpulkan dari ajaran
atau khutbahnya siapa sebetulnya Hinduisme itu. Penganut-penganutnya tak
diharuskan mempunyai suatu keyakinan tertentu mengenai Tuhan, manusia dan
dunia. Dalam Hinduisme tidak ada suatu pengakuan iman yang dapat dirumuskan
dengan jelas yang disetujui oleh semua penganutnya. Juga tidak ada suatu atau
bermacam-macam organisasi keagamaannya yang menghimpun semua penganutnya. Lebih
tepat rasanya jika Hinduisme kita namakan suau system social yang diperkuat
oleh cita-cita keagamaan dan dengan demikian lalu mempunyai tendensi keagamaan.
Tak ada seorang pun yang dapat menjadi seorang Hindu dengan jalan menganut
suatu agama tertentu. Seseorang adalah Hindu berkat kelahirannya. Keadaan ini
meletakkan kewajiban untuk megikuti peraturan-peraturan upacara-upacara
tertentu, pada umumnya peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pembagian
kasta dan khsusunya pemberian korban dan upacara –upacara keagamaan dan timbul
dari pada pembagian kasta tadi. Ikatan-ikatan batin pada upacara yang turun
temurun ini sangat kuat. Hal ini nyata sekali pada diri Gandi yang jelas
bersimpati terhadap agama Kristen, tetapi tetap tinggal Hindu karena
pertaniannya dengan bangsanya dan bubungan batinnya dengan kebudayaan agama
sukunya. Bangsa Arya yang turun ke lembah Indus kira-kira 1500 tahun SM yang
memberi corak pada kebudayaan India. Bangsa Arya ini satu suku dengan bangsa
Iran yang bernabikan Zarathustra.
Para
peneliti berpendapat, dan ini lebih tepat, bahwa bangsa Arya ini berasal dari
Asia, dahulunya mereka hidup di Asia Tengah di negeri Turkistan berdekatan
dengan Sungai Jihun, kemudian berpindah pula dalam kelompok-kelompok yang besar
menuju ke India melalui Parsi, dan mereka juga menuju Eropa. Nyatalah bahwa
kedatangan bangsa Arya ke India terjadi pada abad ke-15 SM. Bangsa Arya ini
telah memerangi kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh bangsa berkulit kuning di
India itu dan berhasil mengalahkan sebagaian besar dari mereka serta menjadikan
kawasan-kawasan yang dikalahkannya itu sebagai wilayah yang tunduk di bawah
pengaruh mereka.
Bangsa
Arya tidak bercampur dengan penduduk India dengan jalan perkawinan, malah
mereka menjaga dengan sungguh-sungguh keturunan mereka yang berkulit putih itu,
dan menggiring penduduk asli Negara India ke hutan-hutan dan ke gunung-gunung
atau menjadikan mereka sebagai orang-orang tawanan yang dinamakan dalam sastra
lama Bangsa Arya sebagai Bangsa Hamba Sahaya. Bangsa Arya ini telah meminta
pertolongan dari Tuhan mereka “Indra” untuk mengalahkan penduduk India. Di
antara bacaan do’a mereka adalah “wahai Indra Tuhan kami! Suku-suku kaum Dasa
(budak) telah mengepung kami dari segenap penjuru dan mereka tidak memberikan
korban apa-apa, mereka bukan manusia dan tidak berkepercayaan. Wahai Penghancur
musuh! Binasakanlah mereka dari keturunannya.” Tentang sejauh mana pengaruh
bangsa-bangsa berkulit kuning (Bangsa Turan) dan berkulit putih (Bangsa Arya)
di India telah diterangkan oleh Gustav Le Bon: “Bangsa Turan adalah bangsa
penyerang yang kuat sekali mengubah penduduk negeri India dari segi fisik dan
bangsa Arya juga meninggalkan kesan yang mendalam terhadap bangsa India dari
segi budaya. Dari bangsa Turan, penduduk India mengambil ciri ukuran tubuh dan
raut muka, dan dari bangsa Arya mereka mengambil ciri bahasa, agama,
undang-undang, dan adat-istiadat.” Pertemuan bangsa Arya dan bangsa Turan
dengan penduduk asli telah menimbulkan kasta-kasta masyarakat di India dan
merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam sejarah negara ini. Dari
bangsa Arya terbentuk golongan ahli-ahli agama (Brahmana) dan golongan prajurit
(Ksatria).
Dari
bangsa Turan terbentuk pula golongan saudagar dan ahli-ahli tukang (Waisya).
Pada mulanya orang-orang Hindu yang bergaul dengan bangsa Turan tidak termasuk
dalam pembagian ini, tetapi dalam beberapa zaman kemudian peradaban Arya
meresap ke dalam sebagian diri mereka, lalu bangsa Arya pun terbentuk dari
kalangan orang-orang Hindu golongan keempat, yaitu golongan pesuruh dan hamba
sahaya (Sudra). Penduduk-penduduk asli yang tidak tersentuh dengan peradaban
Arya adalah disebabkan karena mereka memisahkan diri dari bangsa-bangsa
pendatang itu. Maka, tinggallah mereka jauh dari pembagian ini dan terus
menjadi orang-orang yang tersingkir atau terhalau dari masyarakat
(out-casts).
Untuk
lebih jauh penjelasan tentang golongan-golongan ini akan dijelaskan pada
makalah lain yang akan berbicara tentang golongan-golongan tersebut. Mungkin
sekali bangsa-bangsa Arya itu ketika masuk ke India kurang beradab daripada bangsa
Drawida yang ditaklukkannya. Tetapi mereka lebih unggul dalam ilmu peperangan
daripada bangsa Drawida. Pada waktu bangsa Arya masuk ke India, mereka itu
masih merupakan bangsa setengah nomad (pengembara)., yang baginya peternakan
lebih besar artinya daripada pertanian. Bagi bangsa Arya, kuda dan lembu adalah
binatang-binatang yang sangat dihargai, sehingga binatang-binatang itu dianggap
suci. Dibandingkan dengan bangsa Drawida yang tinggal di kota-kota dan
mengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjang pantai,
maka bangsa Arya itu bolehlah dikatakan primitive. Dahulu orang tidak tahu
dengan tepat dan selalu memandang kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Arya.
Tetapi terutama sesudah penggalian-penggalian tersebut di atas, berubahlah
pandangan orang dan makin banyak diketahui, bahwa bermacam-macam unsure di
dalam kebudayaan India berasal dari kebudayaan Drawida yang tua itu. Umpamanya
saja bangsa Arya belum mempunyai patung-patung dewa, bangsa Drawida sudah.
Sebuah gejala yang tipik atau khas di dalam agama Hindu ialah pengakuan adanya
dewa-dewi induk. Itupun suatu gejala pra-Arya. Demikian pula banyak
gejala-gejala Agama Hindu yang rupa-rupanya tidak berasal dari agama bangsa
Arya, melainkan berasal dari aama bangsa Drawida. Jadi dapatlah dikonstatir
dengan jelas bahwa Agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua sumber yang
berlainan, tumbuh dari perasaan dan fikiran keagamaan dua bangsa yang
berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian
lebur menjadi satu. Di dalam tulisan-tulisan Hinduistis yang tertua,
unsur-unsur Arya lah yang sangat besar pengaruhnya. Hal itu tidak mengherankan
karena tulisan-tulisan itu berasal dari zaman bangsa Arya memasuki India dengan
kemenangan-kemenangan, jadi pengaruh Drawida tentunya belum begitu besar. Agama
bangsa Arya kita kenal dari kitab-kitabnya yang mengenai agamanya, yakni
kitab-kitab Weda (Weda artinya tahu). Oleh karena itu masa yang tertua dari
agama Hindu disebut masa Weda. Maulana Mohamed Abdul Salam al-Ramburi juga
berkata: “Umat India mudah menerima apa saja pemikiran dan kepercayaan yang
ditemuinya. Di kalangan mereka banyak terdapat pendapat dan kejahilan.
Orang-orang berada dalam kebingungan dan bersedia menerima dan mengukuhkan
semua ini…. Kepercayaan mereka bermacam-macam, pemikiran mereka
bercabang-cabang, gejala ketuhanan merebak, begitu juga ilmu-ilmu kebatinan.
Sarana-sarana untuk berfikir dan menyepi telah disediakan di seluruh penjuru
negeri India oleh para Pendeta dan Cendekiawan. Lahirlah beberapa pengkajian
moral yang diikuti oleh segenap golongan masyarakat. Tersebar jugalah
latihan-latihan badan yang berat dan sulit untuk mendapatkan suatu kekuatan
yang dapat menguasai kekuatan alam. Pertapaan di gua-gua sebagai suatu
pengawasan atas diri adalah menjadi tumpuan, begitu juga pengasingan diri ke
hutan-hutan rimba untuk melemaskan tubuh supaya dapat naik mencapai kekuatan
rohani.” Oleh karena itu, Negara India terkenal mempunyai banyak agama dan
kepercayaan yang menyamai atau hamper-hampir sama banyaknya dengan jumlah
bahasa India. Agama Hindu adalah yang termasyhur di antara agama-agama ini dan
luas sekali penyebarannya, malah dialah agama umum yang meliputi kebanyakan
atau semua orang India. Kadang-kadangn sekiranya mereka atau sebgian dari
mereka bangkit menentangnya, penentang-penentang itu lambat laun akan kembali
ke pangkuannya. Buku Hinduism telah menerangkan sebab-sebab terjadinya hal
demikian dengan menuliskan: “Amat sulit untuk dikatakan bahwa Hinduisme itu
adalah suatu agama dalam pengertiannya yang sangat luas. Hinduisme lebih
meliputi dan lebih dalam daripada agama. Ini merupakan suatu sifat bagu bentuk
masyarakat India dengan aturan berkasta-kasta dan kedudukan tiap-tiap kasta itu
di dalam masyarakat. Ini merupakan kehidupan India dengan caranya tersendiri
yang dianggap sebagai satu dari semua masalah suci dan masalah hina karena di
dalam pemikiran Hindu tidak ada batas yang memisahkan keduanya. Ini merupakan
aliran-aliran rohani, moral dan perundangan. Di samping itu, ia juga merupakan
prinsip-prinsip, ikatan-ikatan, dan kebiasaan-kebiasaan yang menguasai dan
mengendalikan kehidupan Hindu.” Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi
dan merupakan kumpulan adat-istiadat dan kedudukan yang timbul dari hasil
penyusunan bangsa Arya terhadap kehidupan mereka yang terjadi pada satu
generasi ke generasi yang lain sesudah mereka datang berpindah ke India dan
menundukkan penduduk asli itu. Kedudukan bangsa Arya sebagai penakluk negeri
yang lebih tinggi daripada kedudukan penduduk asli serta pergaulan mereka telah
melahirkan adat-istiadat Hindu itu yang dianggap menurut perputaran sejarah,
sebagai suatu agama yang dianut dan dipegang tata susilanya oleh orang-orang
India. Kiranya dapat dikatakan bahwa asas Agama Hindu adalah kepercayaan bangsa
Arya yang telah mengalami perubahan sebagai hasil dari percampuran mereka
dengan bangsa-bangsa lain, terutama sekali adalah bangsa Parsi, yaitu sewaktu
dalam masa perjalanan mereka menuju India. Kemudian, kepercayaan-kepercayaan
ini menerima kesan pula di negeri India setelah berbenturan dengan
pemikiran-pemikiran penduduk asli dan dengan falsafah-falsafah dan
pemikiran-pemikiran yang telah ada di India dalam beberapa tingkatan sejarah
yang berjauhan hingga Agama Hindu itu menyimpang jauh dari kepercayaan asli bangsa
Arya. Agama Hindu lebih merupakan suatu cara hidup daripada merupakan kumpulan
kepercayaan. Sejarahnya menerangkan mengenai isi kandungannya yang meliputi
berbagai kepercayaan, hal-hal yang harus dilakukan, dan yang boleh dilakukan.
Agama ini tidak mempunyai kepercayaan yang membawanya turun hingga kepada
penyembahan batu dan pohon-pohon, dan membawanya naik pula kepada
masalah-masalah falsafah yang abstrak dan halus. Seandainya Agama Hindu tidak
mempunyai pendiri yang pasti maka begitu pula halnya dengan Weda. Kitab suci
ini yang mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat, dan hukum-hukum
juga tidak mempunyai pencipta yang pasti. Para penganut agama Hindu mempercayai
bahwa kitab ini adalah suatu kitab yang ada sejak dahulu yang tidak mempunyai
tanggal permulaan. Kitab ini diwangsitkan sejak awal kehidupan, setara dengan
awal yang mewangsitkannnya. Mari kita baca sekilas tentang bangsa Dravida dan
bangsa Arya.
Bangsa
Dravida di India
Penduduk
India yang asli pada waktu bangsa Arya menyerbu ke India terutama masuk bangsa
Dravida. Bangsa ini ialah penduduk asli yang diketemukan menduduki kota Harappa
di Punjab dan di sebelah utara kota Karachi pada tahun 3000-2000 SM. Mula-mula
mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tapi lama kelamaan hanya tinggal di
sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka sebelah utara
hidup sebagai orang taklukkan dan bekerja pada bangsa yang merebut negeri itu.
Mereka adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan
kecil dengan rambut keriting. Bangsa Dravida mempunyai peradaban tinggi waktu
itu, ternyata di daerah Punjab dan lereng sungai gangga terdapat daerah yang
subur yang sudah dikerjakan oleh bangsa Dravida. Dan di kota-kota yang terkenal
disebut Mohenjodaro dan Harappa pun sudah dibuat rumah-rumah batu yang
dikerjakan oleh mereka. Mereka bercocok tanam dan pandai berlayar menyusur
pantai.
Bangsa
Arya
Bangsa
Arya ialah suatu bangsa yang masuk ke India kira-kira pada tahun 2000-1000 SM,
dari sebelah utara. Mereka ialah kaum yang memisahkan diri dari bangsanya di
Iran dan memasuki India melalui jurang-jurang di Pegunungan Hindu Kush. Bangsa
Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani, Romawi, dan bangsa-bangsa
lainnya di Eropa dan di Asia. Mereka tergolong apa yang disebut rumpun bangsa
Indo-German. Setelah datang di India mereka menetap di daratan sungai Sinhu
yang pada zaman itu masih subur jadi di daerah itu mereka telah menjumpai suatu
peradaban tua. Di dalam beberapa hal mereka berbeda dengan bangsa Dravida.
Mereka berkulit putih dan berbadan tegak, bentuk hidungnya melengkung sedikit.
Kemudian mereka telah jauh memasuki India sampai di tepi Sungai Gangga dan
sampai di sebelah selatan. Dan disitu mereka makin bercampur dengan bangsa
Dravida dan dengan demikian terwujudlah kemudian suatu kesatuan. Berkat
peleburan kebudayaan Dravida yang tua itu dengan kebudayaan Arya maka
terjadilah kemudian kebudayaan India.
III.
Agama Lembah Sungai Indus
Peradaban
Lembah Sungai Indus
Penduduk
asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Di sekitar
sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjo Daro dan Harappa. Mereka
sudah menetap di sana dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan
memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah di sekitarnya. Menurut teori
kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM karena adanya
pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan
berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India
dan membentuk Kebudayaan Dravida namun, sebagian lagi ada yang bercampur antara
bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu,
kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu.
Peradaban
Lembah Sungai Indus
1)
Letak Geografis Sungai Indus
a.
Di sebelah Utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya
b.
Selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi oleh Samudera Indonesia
c.
Barat berbatasan dengan Pakistan
d.
Timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh
2)
Peradaban sungai Indus (2500 SM)
a.
Kebudayaan kuno India ditemukan di kota tertua India yaitu daerah Mohenjodaro
dan Harappa.
b.
Penduduk Mohenjodaro & Harappa adalah bangsa Dravida
c.
Saluran air bagus
d.
Terdapat hubungan dagang antara Mohenjodaro dan Harappa dengan Sumeria.
e.
Perencanaan yang sudah maju
f.
Rumah-rumah terbuat dari batu-bata
g.
Mohenjodaro dan Harappa merupakan kota tua yang dibangun berdasarkan :
h.
Jalan raya lurus dan lebar
1.
Pusat Peradaban
Peradaban
Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi-diKota
Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota
daerahLembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota
Lembah Sungai Indusbagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban
bangsa India pada masalampau.
2.
Tata Kota
Di
Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta
pertokoandibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah
tinggal dan pertokoan itusudah terbuat dari batu bata lumpur. Wilayah kota
dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang adaaliran
airnya.
3.
Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah
Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi
matapencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat telahberhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus
sampai jauh ke daerahpedalaman. Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan
daerah-daerah pertanian menunjukkanbahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah
memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasilpertanian yang utama adalah padi,
gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain.
4.
Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat
Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan)lingkungannya.
Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah
memperhatikanfaktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah
mereka sudah dilengkapi olehjendela.
5.
Teknologi
Masyarakat
Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,Kemampuan
mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang
ditemukan,seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung,
perhiasan emas,perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu
tinggi dan alat-alatpeperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah
6.Pemerintahan
Raja-raja
yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
a.
Candragupta Maurya
Setelah
berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansidan
menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Himalaya.Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya
sampai di daerah Punjab.Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta.
Setelah Iskandar Zulkarnaenmeninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir
dari daerah Punjab dan selanjutnyaberdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di
Pattaliputra. Candragupta Maurya Menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada
masapemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur,
sehinggasebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari
kekuasaannya. Dalam waktusingkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah
yang sangat iuas, yaitu daerahKashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga
di sebelah timur.
b.
Ashoka
Ashoka
memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucudari
Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami
masayang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia
menyaksikankorban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul
penyesalan dan tidak lagimelakukan peperangan. Mula-mula Ashoka beragama Hindu,
tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha.Sejak saat itu Ashoka menjadikan
agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashokameninggal, kerajaan
terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan barupada
abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang
terpecahbelah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai
rajanya.
7.
Kepercayaan
Sistem
kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau
memujabanyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran
(Dewi Ibu). Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah
binatang-binatang seperti buaya dangajah serta menyembah pohon seperti pohon
pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkansebagai tanda terima kasih
terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Peradaban
lembah sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi di kota
Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibu kota daerah
lembah sungai Indus bagian selatan. Dan kota Harappa sebagai Ibu kota lembah
sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban
bangsa India pada masa lampau.
System
kepercayaan masyarakat lembah sungai Indus bersifat politeisme atau memuja
banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran.
Masyarakat lembah sungai Indus juga menyembah binatang seperti buaya, gajah,
serta menyembah pohon seperti pohon beringin, dan lain-lain. Pemujaan tersebut
dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya,
berupa kesejahteraan dan perdamaian. Bangsa Arya dan bangsa Dravida merupakan
bangsa yang memiliki ideology keagamaan yang berbeda satu sama lain, akan
tetapi dari kedua ideology agama tersebut, melahirkan suatu agama persatuan
dari keduanya, yakni agama Hindu. Interaksi bangsa Dravida dan bangsa Arya menghasilkan
Agama Hindu.
IV.
Kesimpulan
Secara
historis, agama Hindu merupakan agama yang berasal dari Negara India. Agama
Hindu juga merupakan salah satu agama yang tertua di dunia. Agama Hindu dilihat
dari sejaraah mulanya, agama ini merupakan hasil persatuan antara keprcayaan
atau agama-agama yang berada di India. Bangsa Dravida merupakan bangsa yang
berasal dari dalam India, akan tetapi setelah datangnya bangsa Arya yang telah
merebut kekuasaan bangsa Dravida pada waktu itu. Bangsa Dravida pun menghindari
dari kecaman bangsa Arya, sehingga bangsa Dravida pergi menuju pedalaman bahkan
bertempat di dataran tinggi India. Interaksi antara keduanya juga salah satu
dari asal-mulanya agama Hindu. Persatuan yang mendesak bangsa Dravida membuat
mereka bercampur dengan bangsa Arya dan melahirkan kepercayaan yang hingga
sekarang ada di dunia, yakni agama Hindu.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Thalhas,
T. H. Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Galura Pase,
2006.
Honig
Jr, A. G. Ilmu Agama. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1997.
Shalaby,
Ahmad. Perbandingan Agama; Agama-Agama Besar di India; Hindu-Jaina-Budha.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.
Bleeker,
C. J. Pertemuan Agama-Agama Dunia. Jakarta: Sumur Bandung, 1963.
Rifa’I,
Moh. Perbandingan Agama. Semarang: Wicaksana, 1980.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar