KLIPING
“ PERISTIWA
SEKITAR PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKRI “
Disusun dalam rangka
memenuhi tugas akhir semester 2.
Tahun pelajaran 2014 / 2015
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
kelas VII A
Pemerintah KABUPATEN PEKALONGAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “ Peristiwa Sekitar Proklamasi
dan terbentuknya NKRI ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
MOTTO
·
CARA TERBAIK UNTUK KELUAR DARI SUATU PERSOALAN
ADALAH MEMECAHKANNYA
·
HANYA KEBODOHAN MEREMEHKAN PENDIDIKAN
·
PUNGGUNG PISAUPUN BILA DIASAH AKAN MENJADI TAJAM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………… i
MOTTO
………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………. iii
PEMBAHASAN
……………………………………………………………… 1
PENUTUP
……………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
8
PEMBAHASAN
A. Kekalahan
Jepang Atas Sekutu
Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami
kekalahan kekalahan, banyak wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pangkalan
militer Jepang di Okinawa dan Iwojima telah bobol dan diduduki Sekutu, kemudian
Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi
PPKI, diketuai oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hattawakilnya. Tugas PPKI adalah
melanjutkan tugas BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta
dan Radjiman Wedyodingrat diundang Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam
untuk menyampaikan berita kemerdekaan bangsa Indonesia pada 7 September 1945.
Namun, pada 6 dan 9 Agustus 1945, armada Sekutu menjatuhkan bom di
Hiroshima dan Nagasaki sehingga Jepang mempercepat pemberian kemerdekaan kepada
Indonesia menjadi 24 Agustus 1945. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki
menurunkan moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
B. Perbedaan
Sikap Antara Golongan Tua Dan Muda
Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun
Jepang merahasiakannya. Berita tersebut kemudian diketahui oleh Sutan
Syahrir melalui radio BBC. Syahrir kemudian beranggapan inilah
saatnya memerdekakan Indonesia.
Pada 14 Agustus 1945, Soekarno-Hatta tiba di
Jakarta. Syahrir mendesak agar Soekarno-Hattasecepatnya memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tetapi Soekarno-Hatta tidak menyetujui usulan
Syahrir.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan
muda dibawah pimpinan Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung
Bakteriologi di Jl. Pegangsaan Timur no. 13, Jakarta (sekarang Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia). Hasilnya menyatakan bahwa
kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada bangsa lain. Golongan muda
diwakili oleh Wikana dan Darwis untuk menyatakan pendapat
mereka.
Golongan muda menuntut agar proklamasi
kemerdekaan dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 tetapi Soekarono-Hatta menolak
dengan alasan sebagai berikut:
·
Soekarno-Hatta belum
mendapat pernyataan resmi tantang kakalahan Jepang.
·
Pasukan
Jepang masih bersenjata dan mempunyai tugas untuk mejaga status quo, keamanan
dan ketertiban sebelum Sekutu datang;
·
Soekarno-Hatta akan
membicarakan kemerdekaan Indonesia di rapat PPKI pada 16 Agustus 1945.
Perdebatan semakin panas, golongan tua marah
dan menyarankan agar golongan muda mencari orang lain untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
C.
Peristiwa
Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa
pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara
menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat.
Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16
Agustus 1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, orang yang
membawa Soekarno-Hatta adalah Shodanco Singgih, seorang daidan PETA di
Jakarta. Alasan pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan geografis dan
militer. Pertama, Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15 km dari jalan
raya Jakarta-Cirebon. Kedua, di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA
bersenjata yang cukup besar. Ketiga, penguasa dan rakyat di Rengasdengklok
umumnya anti-Jepang dan pro-kemerdekaan. Keempat, Rengasdengklok dapat terawasi
dari segala penjuru dan mendapat dukungan dari pejuang sekitar, misalnya daidan
Purwakarta sedia mengawasi gerakan Jepang dari timur, pasukan PETA di Kedung
Gede telah bersiap di sebelah selatan.
Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco
Subeno dan membicarakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah
itu datang Ahmad Subardjo bersama sekretaris pribadinya
Sudiro pukul 17.30 WIB. Ahmad Subardjo memberitahukan kebenaran
Jepang menyerah kepada Sekutu. Mendengar itu Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
D. Perumusan
Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB,
Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di
Jakarta pukul 23.00WIB, Soekarno-Hatta langsung mengundang seluruh anggota
PPKI untuk rapat di Hotel Des Indes. Namun,
Hotel Des Indes menolak karena mempunyai
aturan tidak melakukan kegiatan apapun setelah pukul 21.00 WIB. Rapat pun
dipindahkan ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol
no. 1 atau Miyokodori (Nassau Boulevard).
Perumusan ditulis
oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada
dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran. Pertama,
pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri yang
tertuang dalam kalimat pertama. Gagasan ini dari Ahmad Soebardjo. Kedua,
pernyataan pengalihan kekuasaan (Transfer of Soveireignty). Gagasan ini
dari Moh. Hatta. Soekarno menyuruh Sayuti Melik mengeti ulng
naskah proklamasi dengan beberapa perubahan seperti, kata ”tempoh” menjadi
”tempo”, kata ”wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa
Indonesia”. Perubahan terakhir pada penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-08-05”
menjadi ”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Pada rapat ini golongan tua
diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo sedangkan
golongan muda diwakili oleh Sukarni, B. M Diah dan Sudiro.
E. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan
dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Walikota Jakarta Suwiryo
memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti
mikrofon alat pengeras suara. Adapun Sudiro memerintahkan S. Suhud menyiapkan
satu tiang bendera. Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief Hendraningratdan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, tokoh-tokoh
pergerakan nasional telah berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56,
seperti dr. Buntara Martoatmojo, Mr. A. A. Maramis, Mr. Latuharhary,
Abikusno Tjorosujoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratu
Langie, K. H. MasMansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M.
Tabrani, dr. Muwardi dan A. G. Pringgodigdo.
Tepat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang
bertepatan dengan bulan Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta
membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut.
Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief
Hendraningrat dan S. Suhud mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh
rakyat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara ditutup
oleh Walikota Jakarta, Suwiryo.
F.
Penyebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita proklamasi disebarkan melalui media
komunikasi, sperti pamflet, radio dan surat kabar. Pamflet dipasang oleh para
pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Pada 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat
kabar di Jawa menerbitkan berita proklamasi secara serempak. Adapun melalui
radio oleh kantor berita Antara (Domei). Kepala bagian radio, Waidan. B.
Palenewen menerima teks proklamasi dari Syahruddin.
Waidan memerintahkan F. Wuz supaya
menyiarkan berita proklamasi tiga kali yang diulang setiap setengah jam sampai
pukul 16.00 WIB. Akibatnya kantor berita Domei ditutup Jepang pada 20
Agustus 1945.
G.
Makna
Proklamasi
Menurut kalimat-kalimat yang terdapat di dalam
teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu pernyataan
kemerdekaan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada
dunia luar, bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari
penjajahan. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian
juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal
itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.
Proklamasi yang berbunyi: “Kami banga Indonesia,
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka
proklamasi kemerdekaan itu mengandung beberapa aspek:
·
Dari
sudut Ilmu Hukum, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan
keputusan bangsa Indonesia telah menghapuskan tata hukum kolonial untuk
pada saat itu juga digantikan dengan tata hukum nasional (Indonesia).
·
Dari
sudut politik-ideologis, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan
keputusan bangsa Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari segala belenggu
penjajahan dan sekaligus membangun perumahan baru, yaitu perumahan Negara
Proklamasi Republik Indonesia yang bebas, merdeka dan berdaulat penuh.
·
Proklamasi
Kemerdekaan ialah suatu alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat
dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke
dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang
meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.
·
Proklamasi
sebagai dasar untuk meruntuhkan segala hal yang mendukung
kolonialisme, imperialisme dan selain itu proklamasi adalah dasar untuk
membangun segala hal yang berhubungan langsung dengan kemerdekaan
nasional.
|
·
Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan untuk kebahagiaan seluruh
rakyat Indonesia. Agar kita bahagia, antara lain harus ada kesamaan
diantara kita semua meliputi berbagai bidang misalnya bidang ideologi, bidang
politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang sastra kebudayaan,
pendidikan dan lain-lain. Dengan berhasil diproklamirkannya kemerdekaan,
maka bangsa dan negara Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara
yang merdeka, baik secara de fakto maupun secara de yure.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan kekalahan, banyak wilayah
Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki menurunkan
moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan
muda dibawah pimpinan Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung
Bakteriologi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada
bangsa lain. Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan agar
golongan muda mencari orang lain untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa
pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara
menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat.
Perumusan teks proklamasi ditulis oleh
Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep
proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran. Berita proklamasi
disebarkan melalui media komunikasi, sperti pamflet, radio dan surat kabar.
Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian
juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal
itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.
B. Saran
Bagaimana cara kita menghargai
jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini (patriotik) merupakan bentuk dari
penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai negeri ini berarti menjaga
negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang
diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari
kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit
kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini.
Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan
pendiri negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak
beradab dan kalimat “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya” hanya akan menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Maryato, Hendi. 2011. Makalah Sejarah
Proklamasi Indonesia Hingga Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), [Online].
Tersedia: http://hendicom.blogspot.com.
·
Ashari, Abdul Rokim. 2013. Peristiwa Sekitar
Proklamasi Sampai Terbentuknya NKRI, [Online]. Tersedia: https://jagoips.wordpress.com.
·
Admin. 2009. Bagaimana Kita Menghargai Jasa
Pahlawan, [Online]. Tersedia: https://pramukaxp2.wordpress.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar