AIR MATA CINTA
Saat ini edo duduk dibangku perkuliahan salah satu
perguruan tinggi yang tersohor di Jakarta. Di universitas itu edo mengambil
fakultas managemen. Itu adalah keinginan kedua orang tua edo yang beralasan
mereka ingin edo mendapatkan pekerjaan yang mandiri dan bisa memetik hasilnya
ketika tua nanti. Edo fikir itu hal yang wajar dan Edo percaya bahwa pilihan
orang tua edo pasti terbaik untukya. Edo adalah anak sulung dari dua
bversaudara, Edo dilahirkan dari keluarga sederhana, menapaki pahitnya
kehidupan sendiri karena kedua orang tua Edo sibu mencari nafkah, sedangkang
adiknya sibuk dengan dunianya sendiri. Karena kesibukan itu, keluarga Edo
kurang berkomunikasi dan memahami satu sama lain.
Hari pertama Edo mengikuti kegiatan ospek, disitulah
semua calon mahasiswa berkumpul dilapangan untuk mengikuti kegiatan ospek. Ditengah
keramaian dan teriknya matahari yang menyengat, siditulah Edo melihat sosok
gadis yang membuatnya terpesona. Bel istirahat berbunyi, para calon mahasiswa
berhamburan meninggalkan lapangan. Edo segera menuju kantin untuk membeli
minuman, ketika Edo berjalan untuk kembali kekelas, Edo tidak sengaja menabrak
seorang gadis dan menumpahkan semua minuman di tangan Edo ke baju gadis itu.
Edo terkejut karena gadis yang ditabraknya adalak cewek yang di taksir.
“Aduh . . . kalo jalan lihat – lihat dong, punya mata
gak sih!” ucap gadis itu dengan nada tinggi.
“Eh, maaf ya. Aku tidak sengaja, soalnya aku lgi buru
– buru” sahut Edo.
“Buru-buru si buru-buru, tapi nggak sampai nabrak aku
segala kali, lihat nih baju aku jadi basah” ucap gadis itu.
“Sekali lagi maaf ya” jawab Edo.
Tampa berkata lagi, kemudian gadis itupu pergi dan
menghampiri teman-temanhya di taman.
“kenapa sel, kayaknya bête banget?” Tanya Fela.
“Iya, iya kenapa sel. Terus kanapa baju kamu basah?”
sambung teri.
“Emang, aku lagi sebel sama seorang cowok, masa tiba –
tiba nabrak aku. Pake numpahin minumannya kebaju aku segala lagi” Jawab Sely
dengan kesal.
“Hah, cowok yang mana sel? Rian Ya. . . “ Ucap Teri
“Rian, bukanlah. Aku juga gak kenal itu cowo siapa!”
Seru Sely
“Em. . . awas Sel benci bisa jadi cinta loh. . .!!!”
Sambung Fela sambil meledek Sely
“Apaan sih kamu Fel. Udah ah. . . gak usah bahas
masalah cowok itu lagi, bikin sebel aja” kata sely sambil cembrut.
“Iya deh..” Jawab Fela dan Teri bersamaan.
Sementara itu Edo masih penasaran dengan gadis yang
ditabrak tiadi dan melamun mengingat kejadian diakantin. Tiba – tiba saja,
Hafis teman satu kelas Edo menepuk pundak Edo dari belakang.
“Woy… nglamun aja, ada apa sih Do?” Tanya Haifs sambil
tertawa sedikit meledek Edo.
Edo pun menjawab”Fis… tadi aku di kantin ketemu cewek,
aku menabraknya dan menumpahkan semua minumanku kebajunya”
“Hah… serius kamu?” Tanya Hafis.
“ Iya aku seriuslah, dan parahnya cewek yang aku tabrak
tadi cewek yang aku taksir lagi” jawab Edo Cemas.
“Kayaknya kamu suka banget sama cewek itu, aku jadi
penasaran kaya apa sih cewek yang samapi bikin kamu nyesel banget?” Ucap Hafis
dengan penasaran.
Tet…….. bel masukpun berbunyi, para calon mahasiswa baru
segera masuk kelas masing – masing untuk mendengarkan hal-hal yang akan
disampaikan kakak kelas mereka. Edo pun terkejut melihat gadis yang ditaksirnya
masuk kekelasnya, ternyata Sely juga mengambil fakultas menegemen.
“Kamu….??” Ucap Edo dan Sely bersamaan.
“Ngapain kamu disini?” Tanya Edo
Sely pun menjawab”seharusnya aku yang bertanya, kamu
ngapain disini?”
“Aku? Aku memang masuk kedalam kelas ini” dahut Edo
“Apa..!? jadi kita satu kelas?” ucap Sely terkejut dan
tidak percaya.
Tiba-tiba dosenpun datang ke kelas mereka untuk
menyampaikan hal-hal penting untuk para calon mahasiswa baru. Sely yang sedang
berdiri segera duduk kebangkunya untuk mendengarkan dosen berbicara. Sementara
itu Hafis teman Edo yang penasaran karena Edo ngobrol dengan Sely Hafis
bertanya pada Edo.
“Kamu kenal sama Sely?” Tanya hafis heran.
“Sely? Siapa sely aku tidak mengenalnya” jawab Edo
dengan bingung.
“Iya Sely, gadis yang ngobrol sama kamu tadi” ucap
hafis
“oh.. jadi
gadis itu namanya sely, kamu tau gak fis.. Sely itu cewek yang aku
certain ke kamu!” ucap Edo sambil tersenyum.
“Apa. . . Serius kamu? Saran aku mending kamu jauhi
Sely deh” kata Hafis serambai menasehati Edo.
“memangnya kenapa?” Tanya Edo penasaran
“Apa kamu gak tau, Sely itu ceweknya Rian anak dari
pemilik kampus ini” jawab Hafis.
Bel pulang berbunyi, semua anak berhamburan keluar segera pulang kerumah
masing – masin. Edo berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motor
bersama temannya Hafis dan segera keluar dari kampus untuk pulang. Malampun
datang, ditengah – tengah sunyinya malam Edo teringat dengan Sely, bayangan
wajahnya selalu hadir. Dalam hati Edo berkata “ walaupun Sely galak, tapi dia
sangat manis,” Edo tidak bisa melupakan Sely, dan Edopun berjanji akan
mendapatkan dan membuat Sely jatuh hati
denganya walaupun Edo harus berurusan dengan Rian dan kawan-kawannya
yang sombong itu.
Pagipun tiba, seperti biasa Edo harus bersiap-siap
untuk berangkat kuliah. Edo mengeluarkan sepeda motor dan segera berangkat.
Saat ditengah – tengah jalan, sepertinya Sely sedang menunggu angkutan umum,
karena tidak ada angkutan yang lewat dan hari semakin siang akhirnya Edo
memutuskan untuk menghampiri Sely dan mengajaknya berangkat bersama. Edo fikir
ini kesempatan buat Edo agar bisa berangkat bareng dengan Sely.
“Sel. . . ngapain disini?” Tanya Edo sambil mematikan
sepeda motornya.
“Lagi nunggu angkotlah, emang kamu nggak liat apa?”
jawab Sely sinis.
“Owh. . . nggak gitu Sel maksud aku. Hari udah siang
mending kita berangkat bareng aja, lagian juga angkutan dari tadi gak lewat –
lewat” ucap Edo sambil berharap Sely mau menerima ajakannya.
Sely pun berfikir dan menjawab ajakan Edo “Oke deh”.
Kita berangkat bareng, tapi inget ya, aku mau berangkat bareng sama kamu bukan
berarti aku maafin dan lupain kejadian di kantin itu”. Ucap Sely dengan gengsi.
“Oh iya. Eh, sebelumnya kenalin namaku Edo” ucap Edo
sambil mengulurkan tangannya.
“Aku Sely” jawab Sely dengan menjabat tangan Edo.
“Iya, aku udah tau kok.” Ucap Edo sambil tersenyum.
Semenjak Edo dan Sely berangkat bersama mereka jadi
lebih akrab dan semakin dekat, perlahan Sely juga udah mulai nglupain masalah
di kantin dulu. Mengetahui keakraban Edo dan Sely, Rian pun marah. Pada saat
bel pulang berbunyi Rian dan kawan – kawannya menghadang Edo ditempat parkir,
Rian mengancam Edo agar tidak mendekati Sely dan segera menjauhinya, jika Edo
tidak segera menjauhi Sely makan Edo akan menyesal. Tiba – tiba saja Sely
datang menghampiri Rian dan Edo lalu bertanya.
“Ada apa ini?”
“Eh, sayang gak ada apa – apa kok” jawab Rian sambil
mengajak kawan – kawannya pergi.
“Ada apa sih Do, tadi Rian ngomong apa sama kamu?”
Tanya Sely dengan penasaran.
“Gak ada apa – apa kok Sel, biasalah urusan anak
cowok” jawab Edo sambil tersenyum.
Kemudian Edo dan Sely segera pulang kerumah masing –
masing, Edo melamun dan berencana akan mengungkapkan perasaannya pada Sely
besok. Edopun mengambil kertaas dan segera menulis surat buat Sely. Keesokan
harinya Edo sengaja berangkat lebih awal untuk meletakan surat cinta di bangku
Sely, Sely yang baru berangkat dan tiba di kelas tekerjut karena ada sebuah
surat dibangkunya dan segera mengambil surat itu lalu membacanya.
Dear Sely
Sel, . . . sebelumnya aku minta maaf karena sudah
lancing ngirim surat buat kamu. Tapi jujur Sel aku udah berusaha menahan dan
ngelupain kamu dari ingatan ku, tapi aku gak bisa dan itu malah membuat aku
menderita. Aku sayang Sel sama kamu, aku suka sama saat pertama kali lihat kamu
di kegiatan Ospek dulu. Kau seperti bintang yang selalu menerangi gelapnya
malamku, kau adalah cahaya dan juga penyemangat hidupku. Kamu maukah Sel jadi
Cewekku?
Aku tunggu kamu di taman beserta jawabanmu !
Edo
Setelah membaca surat itu, Sely segera berlari mencari
Edo ditaman.
“Edo” teriak Sely
“Sely” jawab Edo dengan lembut.
“Aku udah baca surat kamu”ucap Sely
“Kamu udahg baca surat aku? Terus gimana?” Tanya Edo
dengan gugup
“Sebenernya. . . sebenarnya aku juga suka sama kamu
Do, dan aku mau jadi pacar kamu” jawab Sely malu.
“Jadi kita jadian nih?” Tanya Edo dengan gembira dan
tidak percaya.
Sely menganggukan kepalanya tersenyum pada Edo. Tanpa
mereka sadari, salah satu dari teman Rian mendengar percakapan antara Edo dan
Sely, lalu diapun segera menemui Rian dan menceritakan semuanya. Rian langsung
marah dan berteriak “Sialan, jadi dia beranu menentang ancaman ku”. Rian dan
teman – temanya segera menyusun rencana untuk menghabisi Edo.
Pada saat pulang sekolah Rian dan kawan – kawannya
menghadang Edo di tengah jalan, kemudian tanpa basa – basi Rian dan kawan –
kawannya langsung memukuli Edo hingga babak belur. Hafis teman Edo melihat
kejadian itu dan langsung memberi tahu Sely, Sely dan teman – temanya langsung
bergegas menuju tempat dimana Edo dipukuli. Dan setelah sampai disana Sely yang
melihat Edo hampir mati dipukuli, berlumuran darah dan tidak berdaya, langsung
berteriak “Hentikan…!!!!” sambil menangis dan memeluk Edo.
Rianpun
berkata “Sayang, kamu ngapain sih belain dia. Dia itu pantes dapetin ini semua
karena dia udah ngrebut kamu dari aku!”
“Apa kamu bilang, merebut?” Ucap Sely dengan nada
tinggi
“Kamu itu sadar, apa kamu selalu ada buat aku? Saat
aku sedih, saat aku susah, apa kamu membantuku. Edolah yang selalu ada buataku,
Edo selalu ada setiap aku butuhkan, sedangkan kamu, kamu itu selalu sibuk
dengan urusanmu dan teman – temanya.” Sambung Sely menangis. “ Edo bertahanlah,
kamu harus hidup. Kamu bilang bahwa kamu sayang denganku, kamu akan selalu
menjagaku, aku sayang sama kamu Do, dan aku gak mau kehilangan kamu” ucap Sely
menangis terisak – isak.
Edo yang terluka parah langsung di bawa ke IGD.
Sementara Rian dan kawan-kawannya harus berurusan dengan polisi akibat dari
perbuatannya kepada Edo. Setelah beberapa jam Edo kemudian sadar, dan orang
pertama yang Edo lihat saat siuman adalah Sely.
“Sely” Panggil Edo dengan lirih.
“Edo, kamu sudah sadar?” ucap sely dengan gembira.
Sely pun segera mengambil dokter untuk memeriksa Edo
“Dokter Edo sudah siuman, tolong periksa
Edo dokter!”
Dokterpun berkata setelah selesai memeriksa Edo “Edo
baru saja siuman, tolongan diajak bicara banyak”.
“Sely, aku tidak meninggalkan kamu karena aku akan
menjagamu sampai tua nanti” Kata Edo.
Sely pun tersenyum dan bahagia mendengar ucapan Edo.